Waspada, Puncak Banjir dan Longsor Diprediksi Januari
- ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memprediksi bakal terjadi banjir di sejumlah daerah di Tanah Air pada Januari 2018 mendatang. Ancaman tersebut semakin meningkat seiring meningkatnya curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia.
“Puncak banjir dan longsor diprediksi terjadi pada Januari mendatang. Ancaman banjir dan longsor akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 9 November 2017.
Sejauh ini, BNPB mencatat ada beberapa daerah yang sudah mengalami bencana banjir yang meredam ribuan pemukiman warga akibat hujan deras seperti yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Asahan, Kabupaten Bandung, Kabupaten Balangan, Kota Medan, dan Kabupaten Pelalawan.
“Meningkatnya curah hujan telah menyebabkan debit sungai meluap,” katanya.
Rusaknya daerah aliran sungai makin meningkatkan daerah-daerah rentan bencana banjir. Bahkan banjir dapat terjadi berulangkali dalam satu tahun. Misal, banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang Kabupaten Bandung dapat terjadi lebih dari 15 kali dalam satu tahun. Begitu juga di Kabupaten Asahan, banjir dapat terjadi lima kali dalam setahun.
“Ini terjadi karena makin rentannya daerah tersebut akibat kerusakan daerah aliran sungai di bagian hulu, tengah dan hilir. Akibatnya permukiman makin sensitif terjadi bencana,” ujarnya.
Kemudian, pada Rabu, 8 November 2017, banjir juga melanda delapan desa di Kecamatan Suro Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh. Banjir itu terjadi setelah diguyur hujan deras dalam beberpa hari terakhir. Kedelapan desa itu, antara lain Desa Ujung Limus, Silatong, Tanjung Mas, Cububukan, Serasah, Lae Riman, Lipat Kajang, dan Kain Golong. “Sebanyak 1.738 jiwa terdampak banjir bandang,” katanya.
Lalu, banjir juga melanda di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat yaitu Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dab Bojongsoang pada Selasa, 7 November 2017. Hujan lebat menyebabkan Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum meluap sehingga menggenangi 1.058 rumah dengan tinggi banjir 10-150 cm.
Selanjutnya, kata Sutopo, di Kota Medan banjir melanda permukiman di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor dan Kelurahan Sukaraja, Aur, Sei Mati Kecamatan Medan Maimun selasa kemarin. Hal ini disebabkan karena meluapnya sungai Deli.
“Sebanyak 775 rumah dengan 1.240 KK atau 4.983 jiwa terendam banjir setinggi 100-150 cm,” tuturnya.
Menurut Sutopo, pada saat bersamaan banjir juga melanda di sembilan desa di Kecamatan Halong dan Kecamatan Juai Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan pada selasa kemarin, 7 November 2017. Sehingga banjir itu merendam 427 unit rumah panggung dengan tinggi banjir 50-150 cm.
“Sebanyak 1.242 jiwa terdampak banjir. Tidak ada korban jiwa,” ungkapnya.
Kemudian, banjir juga terjadi di Kabupaten Asahan yang menggenangi 1.108 rumah di Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan Simpat Empat yang terjadi sejak 4 November 2017.
Untuk itu, Kepala BNPB telah mengirimkan surat edaran kepada seluruh BPBD agar melakukan upaya antisipasi menghadapi banjir dan longsor. Koordinasi antar berbagai pihak dilakukan untuk antisipasi bencana. Logistik dan peralatan didekatkan pada titik-titik bencana. "Masyarakat diimbau untuk selalu waspada," katanya. (hd)