DPR Soroti Kemdikbud soal Kualitas Guru
- ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
VIVA – Kasus pemukulan guru terhadap murid yang sering terjadi terakhir di Pangkalpinang harus menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Anggota Komisi X DPR Putu Supadma Rudana meminta Kemdikbud terutama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) memperhatikan persoalan ini agar tak terulang.
Menurut Putu, tak hanya cukup dari sudut pendidikan seperti tingkat strata-2, tapi juga proses kematangan menjadi guru. Program khusus untuk peningkatan kualitas kematangan sikap guru harus menjadi prioritas.
"Bukan saja dari sudut tingkat pendidikannya saja menuju S-2 tapi lebih penting mengenai kematangan dan kebijaksanaan sosok guru yang dapat menjadi panutan bagi semua siswa di berbagai tingkatan sekolah," kata Putu kepada VIVA, Selasa, 7 November 2017.
Dijelaskan dia, masalah ini juga sering menjadi pembahasan dalam rapat kerja Komisi X dengan Kemdikbud. Namun, saat ini yang terpenting adalah bisa mempraktikkan dengan melakukan langkah proaktif dari program Kemdikbud. Meski akhirnya sudah klir karena pihak guru dan siswa memilih damai, hal ini sudah mencoreng dunia pendidikan.
"Kemdikbud diharapkan punya program langsung melakukan penanganan dan langkah proaktif agar kondisi seperti ini tidak terulang lagi," jelas politikus Demokrat tersebut.
Baca: Mendikbud: Kasus Guru Pukul Murid di Pangkalpinang 'Clear'
Kemudian, pasca kejadian ini diperlukan langkah eveluatif secara berkala. Pentingnya figur guru dalam mengatur emosional dan spritual manajemen tampaknya yang menjadi 'pekerjaan rumah' Kemdikbud.
"Yang jauh lebih penting adalah emotional dan spiritual manajemen guru guna mewujudkan pendidikan yang berakhlak mulia dan berkarakter ksatria," tutur Putu.
Sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, peristiwa pemukulan guru etrhadap murid sempat terjadi di SMPN 10 Pangkal Pinang. Kasus tersebut, diduga karena sang guru yang kesal dipanggil nama oleh seorang siswa.
Namun, lanjut Rikwanto, peristiwa yang terjadi pada 11 Oktober lalu sudah diselesaikan dengan cara kekeluargaan pada tanggal 16 Oktober lalu.
"Pada hari Rabu 11 Okt 2017 sekitar pukul 10.00 wib telah terjadi peristiwa pemukulan yang dilakukan guru bernama M kepada seorang siswa kelas 8 A bernama RH. TKP pemukulan tersebut berada di belakang luar kelas 8 B," kata Rikhwanto, Senin, 6 November 2017.