Indonesia Butuh Banyak Tukang Las
- ANTARA/Rosa Panggabean
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno, menyampaikan bahwa tingkat kebutuhan pekerja las atau welder bersertifikat di Indonesia cukup tinggi. Karena itu, pelatihan di bidang pengelasan perlu digencarkan untuk menghadapi persaingan global.
"Kebutuhan pengelas bersertifikat sangat tinggi di Indonesia," kata Menteri Rini saat hadir dalam pembukaan pelatihan vokasi las di Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT PAL Indonesia di Jalan Ujung-Kompleks PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis sore, 2 November 2017.
Pelatihan pengelasan itu diikuti ratusan peserta dari 11 BUMN dan dilaksanakan di PT PAL. Menteri Rini mengatakan, pengelasan di PT PAL diakui sebagai yang terbaik di Indonesia juga diakui dunia.Â
"Apalagi sekarang (PT PAL) sudah biasa mengelas kapal selam dan diterima dengan baik," katanya.
Kementerian BUMN, kata Rini, tidak hanya menggalakkan vokasi bidang welding atau pengelasan seperti dilakukan oleh PAL. BUMN-BUMN lain juga melakukan hal sama untuk menciptakan pekerja-pekerja yang ahli dan bersertifikasi di bidangnya.
"Kami harapkan ini semua bisa bermanfaat bagi pekerja-pekerja Indonesia," ujar Rini.
Pelatihan welding itu dilaksanakan dan diikuti sebelas BUMN. Yakni PT PAL, PT Krakatau Steel, PT PLN, Pelindo II dan III, PT Angkasa Pura II, PT Sucofindo, PT Pertamina, PT Biro Klasifikasi Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, dan PT Bank Mandiri. Pelatihan tersebut bersertifikasi dari Badan Sertifikasi Profesi Nasional.
Beberapa teknik pengelasan diajarkan, seperti flux core arc welding dan shield metal arc welding. Dua teknik itu memiliki tingkat kesulitan, seperti pada pola 1-G posisi datar/flat, 2-G posisi horizontal, 3-G posisi vertikal, dan 4-G posisi overhead.
Direktur Utama PT PAL Indonesia, Budiman Saleh, menjelaskan, pelatihan welding itu bukti nyata sinergi BUMN dan pemerintah dalam mencetak pekerja profesional yang bersaing. Dia menyebut peserta pelatihan tidak hanya dari Jawa Timur, tetapi bahkan ada dari wilayah paling timur Indonesia. "Ini bukti bahwa PT PAL bukan hanya pabrik, tetapi juga ruang pendidikan," katanya.