Keluarga Sebut Rachmat Sudah 10 Tahun di Pabrik Mercon

Peti jenazah Slamet Rahmat, warga Garut yang menjadi korban ledakan gudang mercon Kosambi Tangerang, Sabtu (28/10/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diki Hidayat

VIVA – Jasad Rachmat Slamet, lelaki berusia 27 tahun asal Desa Karyamukti Kabupaten Garut Jawa Barat akhirnya dikebumikan keluarganya Sabtu malam, 28 Oktober 2017.

Rumah Hancur Akibat Ledakan, Pasutri di Sumenep Tewas

Korban ledakan gudang mercon di Kosambi Tangerang ini telah berhasil diidentifikasi kepolisian setelah dua hari tak diketahui jasadnya.

"Almarhum Rahmat teridentifikasi setelah ada kecocokan DNA dengan anaknya Arsha," ujar Enceng, paman korban, Minggu, 29 Oktober 2017.

Mushola Jadi Gudang Petasan Digerebek Polisi, Satu Pelaku Diamankan

Rachmat diketahui meninggalkan seorang istri, Setya Ningsih (27) dan seorang anak yang masih berusia dua tahun.

Menurut Enceng, sepupunya itu telah 10 tahun bekerja di pabrik mercon Kosambi Tangerang. Ia bertugas sebagai teknisi pengisian bahan kimia mercon.

4 ABG di Wonogiri Terluka Parah Akibat Racik Mercon Sendiri, Polisi Bilang Begini

Karena itu, saking lamanya Rachmat bekerja, ia juga mengajak serta keluarganya yang lain di pabrik nahas itu. Yakni, masing-masing Wildan Miftah Fauzi (22), Aji Supriaji (22), Ridwan (21) dan Ari (20).

"Almarhum ini yang paling lama bekerja, keluarga lainnya memang diajak oleh almarhum untuk bekerja di sana," kata Enceng.

Namun demikian, nasib berkata lain untuk Rachmat. Dari beberapa orang asal Garut yang diajaknya bekerja, ia sendiri yang tak selamat.

Seluruh saudaranya diketahui berhasil menyelamatkan diri dan berlari ke halaman pabrik walaupun harus mengalami luka bakar.

"Korban ini saat kejadian terjebak di dalam pabrik, kalau yang lainnya memang berhasil keluar pabrik," kata Enceng.

Sejauh ini, jika memang apa yang diungkap Enceng soal lamanya Rachmat bekerja di panbrik mercon yakni 10 tahun. Maka ini menjadi informasi baru mengenai status pabrik itu.

Sebab berdasarkan informasi sebelumnya, gudang mercon yang menewaskan 47 orang pada Kamis, 26 Oktober 2017 itu disebut baru berusia dua bulan. "Operasi sudah berjalan hampir dua bulan sebelumnya," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya