Kisah Nahadi, 24 Anggota Keluarganya Tewas di Gudang Mercon
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Matanya berkaca-kaca, tubuhnya basah penuh keringat ketika terlihat berada di Posko Ante Mortem Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu dini hari, 29 Oktober 2017.
Pria itu namanya Nahadi, tinggal di kawasan tak jauh dari lokasi kebakaran gudang mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Tujuan dia dini hari itu ke sana hanya satu, tak lain adalah untuk mencari anggota keluarganya yang diduga jadi korban kebakaran gudang yang menewaskan 48 orang tersebut.
Menurut Nahadi, ada sebanyak 24 anggota keluarganya (keluarga besar) yang bekerja di sana dan mungkin jadi korban meninggal dunia dalam kebakaran maut itu. Mereka terdiri dari keponakan, hingga cucunya.
Dari 24 anggota keluarganya tersebut, dua di antaranya telah teridentifikasi oleh polisi.
Mereka adalah Surnah (14) dan Nurhayati (20). Surnah merupakan cucunya, sedangkan Nurhayati adalah keponakannya.
FOTO: Surnah, salah seorang pekerja gudang mercon yang telah teridentifikasi
"Keponakan, famili, semua ada 24 orang. Iya (kerja di gudang itu semua). Saya sudah enggak bisa ngomong apa-apa deh kemarin," katanya.
"Yang pulang (sudah teridentifikasi), baru satu, cucu (Surnah). Meninggal, kemarin sudah dibawa. Keluarga tadi ada juga yang meninggal di RSUD Tangerang, keponakan saya juga."
Dini hari itu, Nahadi datang didampingi temannya, Yusuf. Sebab, sang keponakan yang dari kemarin mengurus hal itu sudah kelelahan harus bolak-balik RS Polri-Tangerang. Sehingga, dia yang mengurus hal tersebut.
Menurut Yusuf, Nahadi mengaku tak berani pergi sendiri ke RS Polri karena tidak terlalu hafal jalan menuju ke sana. Maka dari itu, ia pun meminta Yusuf mendampinginya.
"Karena dia kurang hafal jalan ke rumah sakit, khawatir juga. Satu mungkin karena kondisi pikirannya (masih terguncang)," ucap Yusuf menambahkan.
Nahadi sendiri saat itu datang dengan membawa selembar foto anggota keluarganya yang lain yang menunjukkan gigi. Hal itu memang salah satu saran dari pihak RS Polri untuk membantu memudahkan proses identifikasi.
Mengapa hanya satu foto yang dibawa, sementara masih ada 22 anggota keluarganya lagi yang belum diidentifikasi? Dia mengaku sulit menemukan foto anggota keluarga lainnya yang menunjukkan gigi.
Karena baru ditemukan satu foto saja, lantas dia langsung meluncur dari Tangerang ke RS Polri dengan harapan pihak RS Polri bisa segera mengidentifikasi salah satu jenazah yang dirasa adalah anggota keluarganya.
"Baru satu (foto). Yang lain masih dicari," katanya.
Selain foto yang menunjukkan gigi, RS Polri sendiri sebenarnya juga memberikan opsi lain bagi anggota keluarga korban untuk bisa memudahkan proses identifikasi.
Yakni, dengan membawa sikat gigi bekas pakai anggota keluarganya yang diduga jadi korban meninggal. Namun, ia mengaku sudah mencarinya tapi tidak membuahkan hasil.
Izin gudang plastik
FOTO: Nahadi, salah seorang keluarga korban kebakaran gudang mercon di Kosambi Tangerang saat di RS Polri, Minggu, (28/10/2017).
Dalam kesempatan sebelum pulang, Nahadi sempat menceritakan soal gudang yang jadi tempat banyak anggota keluarganya mencari rezeki itu. Yang dia tahu, gudang itu awalnya berizin gudang plastik bukan mercon.
Banyak anggota keluarganya yang bisa dibilang baru bekerja dalam hitungan minggu. Gudang itu, menurutnya baru beroperasi dalam hitungan bulan. Gudang disebut menawarkan iming-iming bisa bekerja dengan syarat mudah.
"Awalnya pabrik plastik isinya. Saya kan tiap hari lewat situ. Pertama katanya diiming-imingin di sana tanpa surat (lamaran) bisa masuk. Pakai KTP (Kartu Tanda Penduduk)," ujarnya.
Usai menyerahkan satu buah foto anggota keluarga lain dia yang diduga jadi korban meninggal kebakaran ke Posko Ante Mortem dini hari itu, lantas Nahadi pun kembali ke rumahnya.
Ia mengatakan harus kembali mencari foto anggota keluarga lain yang menunjukkan gigi agar segera diserahkan ke Posko Ante Mortem supaya bisa segera menemukan anggota keluarganya yang lain yang diduga jadi korban meninggal kebakaran gudang mercon itu.