Obrolan di Warung Kopi Ungkap Pembunuhan Dua Tahun Lalu
- VIVA.co.id/ Nur Faishal.
VIVA.co.id - Subdit III Kejahatan dan Kekerasan Ditreskrimum Kepolisian Daerah Jawa Timur berhasil mengungkap dugaan pembunuhan yang terjadi dua tahun lalu. Korban ditemukan sudah menjadi tulang belulang di dalam sumur tertutup beton di sebuah lahan bekas perumahan di Geluran, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
Kasus itu terungkap setelah anggota kepolisian 'menguping' obrolan di sebuah warung kopi di Kabupaten Sidoarjo. Informasi menyebutkan ada seorang warga kehilangan anggota keluarganya sejak tahun 2015. Korban yang hilang biasa beraktivitas di jalanan dan mengamen.
Polisi lantas melakukan penyelidikan. Dari berbagai keterangan saksi, polisi menemukan petunjuk lokasi biasa korban nongkrong bersama anak jalanan lainnya yang biasa mengamen, yakni di sebuah lahan kosong di bekas perumahan Geluran, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Di lahan kosong itulah polisi melakukan penyisiran. Di sana, ada empat lubang sumur. Polisi curiga dengan satu di antara empat sumur tersebut.
"Karena hanya satu sumur yang tertutup beton," kata Wakil Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Ajun Komisaris Besar Polisi Teguh Yiswardhie, di kantornya pada Jumat, 27 Oktober 2017.
Benarlah kecurigaan polisi. Setelah dibongkar, ditemukan sebuah selimut warna merah yang berisi tulang belulang bagian kepala, lengan dan paha manusia. Seperangkat baju juga berada di dalam sumur tersebut. Bersama tim DVI RS Bhayangkara, polisi lalu membawa temuan itu untuk diidentifikasi.
"Berdasarkan keterangan saksi dan petunjuk lain, kami berhasil mengidentifikasi korban, yakni bernama Andi Prawangsa (19 tahun saat tewas), warga Pepelegi, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kami sudah meminta DNA anggota keluarganya untuk lebih memastikan lagi identitasnya," ujar Teguh.
Dari temuan itu dan sejumlah keterangan saksi, polisi berhasil menangkap tersangka pembunuh Andi, yakni ABD (27), dan GHF (25), keduanya warga Kabupaten Sidoarjo.
"Pengakuan tersangka, korban dikeroyok oleh kurang lebih 10 orang. ABD tersangka utamanya," kata Teguh.
Pembunuhan itu terjadi diduga didorong perasaan cemburu. Abdullah mengetahui antara istrinya dengan korban memiliki hubungan dekat.
"Saya baca di HP istri saya, dia SMS mengajak keluar. Saya enggak akrab dengan dia (korban), bukan teman," kata Abdullah, juga pengamen jalanan.
Sakit hati, korban lalu dibawa paksa ke lahan kosong bekas Perumahan Geluran. Lahan itu diketahui jadi tempat biasa tersangka dan teman-teman jalanannya berkumpul kala malam. Di sana, teman-teman tersangka sudah menunggu. Korban lalu dianiaya dan tewas keesokan harinya.
Jasad korban lalu dimasukkan ke dalam sumur dan ditutupi dengan beton. Sejak itu, tersangka dan teman-temannya tidak menjadikan lahan kosong itu sebagai markas berkumpul. Selain ABD dan GFH, polisi masih memburu tersangka lain. (ase)