JK: Nama Muhammad, Gatot Bermasalah di Amerika
- VIVA/Fajar GM
VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap kesalahan sistem komputer Amerika Serikat adalah hal yang menyebabkan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo batal untuk terbang ke negara itu guna memenuhi undangan dari panglima angkatan bersenjata AS pada pekan kemarin.
JK merujuk kepada pernyataan resmi Kedutaan Besar AS untuk RI yang menyampaikan bahwa permasalahan yang menimpa Gatot semata-mata kesalahan administrasi.
"Jadi mungkin (saat nama Gatot) masuk komputer, tiba-tiba ada Gatot yang sama, ya mungkin dari hal itu ada masalah. Dikira inilah, dikira itu. Nama Muhammad, nama Gatot bermasalah di Amerika," ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis, 26 Oktober 2017.
JK menyampaikan, kesalahan diperkirakan terjadi pada sistem komputer yang dikelola lembaga imigrasi AS di negara itu. Hal itu menjadi sebab Emirates Airlines, maskapai penerbangan yang seharusnya ditumpangi Gatot, baru memberitahu tentang pelarangan kepada Gatot beberapa saat sebelum ia masuk pesawat.
"Pesawat yang menuju ke Amerika itu, sebelum berangkat, manifesnya harus dikirim ke Amerika, (memberitahukan) bahwa ini (nama-nama penumpang) yang mau datang," ujar JK.
Lebih lanjut, JK menilai permintaan maaf Amerika Serikat atas insiden penolakan kedatangan Gatot itu bukan hal yang biasa. JK mengimbau rakyat Indonesia menerima permintaan maaf yang telah disampaikan AS melalui Kedutaan Besar mereka di Indonesia.
"Yang penting Amerika sudah minta maaf. Amerika tidak mudah loh minta maaf. Amerika (soal) apa pun, tidak mudah minta maaf. Ini sekalinya minta maaf karena betul-betul pangkat tertinggi yang kena (masalah)," ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis, 26 Oktober 2017.
JK berharap tidak ada pihak yang berupaya membesar-besarkan insiden yang terjadi pada pekan lalu itu. Menurut JK, AS juga telah mengakui bahwa insiden yang terjadi pada Gatot sekadar masalah keteledoran terkait administrasi, bukan masalah diplomatik ataupun politik.
"Kalau mereka sudah minta maaf, alasannya sudah jelas, masa kita mau tuntut. Tuntut apa lagi? Padahal mereka sudah minta maaf. Untuk negara besar begitu, efeknya besar bahwa mereka mengaku salah," ujar JK. (ase)