Naturis Indonesia: Karena Tuhan Menciptakan Kita Telanjang
- VIVA.co.id/nakedwanderings
VIVA – Sebuah foto lelaki tanpa busana dengan badan gempal lengkap dengan perut menggelambir terlihat santai di sebuah tepian pasir.
Sembari menggendong sebuah tas ransel berukuran kecil berwarna hitam abu, lelaki yang mengaku berasal dari Jakarta ini memperkenalkan dirinya sebagai Aditya.
Pria berbadan tambun ini tak malu mengakui dirinya sebagai naturis atau penggemar nudisme, yakni sebuah gerakan yang memproklamirkan diri untuk telanjang baik itu mungkin di muka umum atau pun di ruang pribadi atau tertutup.
Nama Aditya sebagai lelaki penggemar 'ketelanjangan' sesungguhnya bukan cerita baru. Di internet, lelaki berusia 36 tahun yang bekerja di sebuah Organisasi Non Pemerintah, sudah cukup banyak jejak digital.
Baca Juga:
Bahkan, BBC pernah mengulas panjang soal hobi 'unik' Aditya yang bisa saja menjadi 'masalah' di Indonesia dengan penduduk yang sarat dengan budaya 'timurnya'.
VIVA.co.id, mencoba menelusuri Aditya lewat jejaring sosial yang dimilikinya. Hanya saja akun milik pria lajang penggemar fotografi ini terkunci.
Namun demikian, Aditya pernah berbicara panjang lebar di laman khusus milik komunitas Naturis, nakedwanderings, mengenai sosok dirinya dan kebiasaan 'telanjang' yang dianggapnya sebagai jalan hidup tersebut.
Mengutip dari laman itu, Aditya mengaku mulai gemar bertelanjang diri sejak tahun 2007 ketika ia berusia 26 tahun. Inspirasi itu didapatnya dari mengkonsumsi informasi tentang nudisme di internet.
"Nudisme mengajarkan kita menerima dan menghargai tubuh kita dan orang lain sebagai ciptaan Tuhan. Saya pun merasa nyaman sebagai seorang nudisme, Karena Tuhan menciptakan kita dalam keadaan telanjang," ujar Aditya menjelaskan awal mula ketertarikannya soal paham nudisme.
FOTO: Salah satu foto unggahan Aditya di jejaring sosial mengenai aktivitas Nudisme-nya/Facebook
Aditya tak menampik jika hobi 'telanjang' di Indonesia adalah tindakan melanggar hukum. Tidak ada tempat yang melegalkan aksi itu. Meski begitu, Aditya merasa tak sendirian.
Sebab di Jakarta, ia memiliki sejumlah rekan yang sama dan menggemari 'ketelanjangan'. "Saya bersama teman nudism yang lain beberapa kali menggelar pertemuan bersama mereka di Jakarta," ujar Aditya.
Sejauh ini, Aditya tetap berkeyakinan jika Nudisme adalah jalan hidupnya. Baginya Nudisme atau Naturisme bukan lah hal yang dianggap sebagian besar orang sebagai sebuah pelanggaran dan tak jauh dari aktivitas seksual.
"Kita menunjukkan 'ketelanjangan' sebagai sebuah kejujuran tentang diri kita dan orang lain. Tubuh kita adalah hadiah terbaik dari Tuhan," ujar Aditya.