Polri Antisipasi jika Kekalahan ISIS di Marawi Berefek ke RI
- ANTARA FOTO
VIVA – Kekalahan kelompok teror yang terafiliasi ISIS di Marawi, Filipina, atas militer Filipina, bisa berefek ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Tito Karnavian mencatat kejadian serupa terjadi di Jakarta pada 2000. Saat itu, karena Pemerintah Filipina memerangi kelompok teror yang mengatasnamakan Islam di Mindanao, kelompok teror itu menyerang kediaman Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta.
"Kami antisipasi, apakah mereka (teroris) akan melakukan retaliation, yaitu pembalasan, seperti yang terjadi dalam kasus pada 2000," kata Tito di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 19 Oktober 2017.
Polri telah mengantisipasi potensi dampak itu dengan memberi fasilitas pengamanan tambahan di rumah atau pun kantor Duta Besar Filipina di Jakarta.
Selain itu, Polri menyikapi kekalahan ISIS di Marawi dengan memperketat pengawasan terhadap jaringan-jaringan teror di Indonesia. Polri akan melakukan pencegahan saat didapati upaya pengiriman anggota kelompok teror ke sana guna memperkuat kembali kekuatan ISIS.
Warga Indonesia
Polisi juga mengantisipasi kepulangan warga negara Indonesia mantan anggota ISIS, yang pulang dari Raqqa di Suriah dan Marawi di Filipina, menyusul kekalahan ISIS di kedua kota.
"Ada sejumlah WNI yang tergabung dalam rangka--dalam tanda petik--kegiatan jihad mereka di sana. Untuk itu, mereka perlu kami waspadai," kata Tito.
Polri menjalin komunikasi intensif dengan Kepolisian Filipina maupun Kepolisian Suriah untuk mengawasi pergerakan para warga Indonesia. Pemerintah menyiapkan rencana deradikalisasi saat para warga Indonesia diketahui memutuskan pulang ke Tanah Air.