7 Juta Pekerja Konstruksi, Hanya 6 Persen Bersertifikat
- VIVA.co.id/Agus Rahmat
VIVA – Dihadapan ribuan pekerja konstruksi, Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya pembangunan infrastruktur yang berkualitas. Dalam sambutannya pada acara Pembukaan Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi, di Gelora Bung Karno, Presiden Jokowi mengatakan infrastruktur adalah kunci memenangkan persaingan global.
"Ini menjadi fondasi yang sangat dasar sekali. Yang kedua pembangunan SDM. Jangan bermimpi bisa berkompetisi dengan negara lain dan memenangkannya kalau infrastruktur kita tertinggal," ujar Presiden Jokowi, Kamis 19 Oktober 2017.
Infrastruktur itu, bisa dilihat dengan cara membandingkan dengan negara lain. Jokowi mencontohkan, jalan raya bisa dibandingkan dengan negara lain. Begitu juga dengan bandara dan pelabuhan.
Tentu dapat diketahui mana yang lebih baik, apakah milik Indonesia atau negara lain. Pernyataan Presiden ini dijawab serempak oleh ribuan pekerja bahwa infrastruktur di Indonesia lebih baik.
"Ya baru sekarang ini (infrastruktur lebih baik) kita bangun-bangun terus kan. Itu untuk mengejar ketertinggalan," ujar Presiden Jokowi, di Gelora Bung Karno.
Ditambahkan Presiden, infrastruktur juga mempengaruhi biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi di Indonesia dibandingkan Singapura dan Malaysia, menurut Presiden masih lebih mahal dua kali lipat.
"Kita harus kejar, kita harus percepat pembangunanan ini," kata Jokowi.
Namun lanjut Presiden Jokowi, dibalik pembangunan infrastruktur yang makin baik sekarang, ada pekerja konstruksi yang membangunnya.
Saat ini, ada sekitar 7 juta pekerja konstruksi di Indonesia. Namun baru 6 persen yang memiliki sertifikat.
"Dengan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat saya yakin kita akan bisa mengejar ketertinggalan. Terutama meningkatkan kualitas. Kalau Jepang bisa membangun dengan kualitas yang baik, di Jerman (membangun dengan kualitas baik), kita juga bisa melakukan seperti yang mereka kerjakan," jelas Presiden Jokowi.