Gunung Agung Diguncang Dua Kali Tremor Non-harmonic
- ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
VIVA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi belum melihat tanda-tanda penurunan aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, hingga hari ke-22 pada Rabu, 18 Oktober 2017.
Rekomendasi PVMBG tetap sama, yakni menetapkan Gunung Agung berada pada level IV. Masyarakat tetap dilarang beraktivitas di dalam radius 9 kilometer dan perluasan area ke arah utara, timur laut, tenggara selatan, barat daya sejauh 12 kilometer.
Kemarin, asap sulfatara terpantau setinggi 300-500 meter. Hari ini, asap yang merupakan indikasi pelepasan gas itu terpantau setinggi 200 meter. Berdasarkan laporan pengamatan PMVBG pada pukul 06.00 WITA-12.00 WITA, gempa tremor non-harmonic tercatat dua kali kali mengguncang Gunung Agung dengan durasi 88-140 detik.
"Untuk ketinggian asap masih lebih rendah dari yang pernah teramati oleh kami. Paling tinggi yang kita amati pada 7 Oktober 2017 setinggi 1.500 meter," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Sebetulnya, kata Devy, hujan bisa memengaruhi ketebalan asap. Air hujan yang masuk dipanaskan, stim dari magma. "Ketika masuk air, dia berubah jadi putih. Tapi kalau tekanan, itu tidak dipengaruhi air hujan. Tekanan itu dipengaruhi magma dari dalam yang masih kuat menekan," katanya. (one)