Puncak Rusuh Gara-gara Ulah Satpol PP

Ilustrasi Satpol PP tengah membongkar bangunan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Insiden pembakaran bangunan PKL di Ciloto Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat pada Rabu 11 Oktober 2017, ternyata disebabkan karena emosi pedagang setempat terhadap Satpol PP.

Wali Kota: London Menunjukkan Persatuan yang Kuat melawan Rasisme dan Islamofobia

Kapolres Cianjur, AKBP Arief Budiman menjelaskan, lokasi pembakaran merupakan titik eksekusi yang seharusnya dilaksanakan hari ini.

"Gerakan ini kan (diinisiasi) sama Pak Wakil Bupati. Pada saat bangunan dibongkar tanpa sepengetahuan dan enggak bilang-bilang ada satpol PP (membongkar) yang seharusnya dikerjakan hari ini," ungkap Arief kepada VIVA.co.id, Kamis 12 Oktober 2017.

Bocah 12 Tahun Termuda yang Didakwa terkait Kerusuhan Ekstrem Kanan di Inggris

Setelah membongkar, petugas Satpol PP tersebut melakukan pembiaran dan kembali ke lokasi pembongkaran yang dijadwalkan tanpa koordinasi dengan aparat.

"Seharusnya setelah dihancurkan puing-puingnya dibersihin dong. Ini kan karena dia gak bilang-bilang, dia tinggalin aja. Begitu ditinggal ya masyarakat ngamuk," ujarnya.

Gelombang Protes di Inggris Berlanjut, Toko-toko Tutup Lebih Awal

Melihat kesewenang-wenangan petugas Satpol PP, lanjut Arief, pedagang yang terdampak meluapkan emosi dengan melakukan pembakaran.

"Dibakar sendiri yang dihancurkan Satpol PP itu, kayu bakar. Tapi kejadiannya sebentar, abis Dzuhur," terangnya.

Menghindari situasi semakin memanas, masyarakat dan Satpol PP dimediasi Polres Cianjur dengan kesepakatan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

"Sudah tadi pagi, kita panggil. Hasilnya disepakati masyarakat yang terdampak tidak anarkis cuman mohon direlokasi bagus. Kita sampaikan ke Pemda," katanya.

Ilustrasi Kelas Menengah di Indonesia

Media Asing Peringatkan Potensi Indonesia Senasib dengan Chili Gegara Kelas Menengah Terus Merosot

Indonesia sedang diuji dengan menyusutnya kelas menengah yang jadi sorotan media asal Singapura karena dinilai berpotensi memiliki nasib buruk seperti Chili.

img_title
VIVA.co.id
10 September 2024