Lewat Video Call, Novel Baswedan Pertanyakan Nasib Kasusnya
- VIVA.co.id/Edwin Firdaus
VIVA.co.id – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan kembali mendorong pemerintah Indonesia membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atas kasus teror penyiraman air keras yang menimpa dirinya.
Hal tersebut disampaikan langsung Novel Baswedan dari Singapura melalui Video Call ke ponsel Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat aksi peduli di kantor KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu, 11 Oktober 2017. ?Unjuk rasa tersebut dilakukan Koalisi Peduli KPK guna memperingati enam bulan paska penyerangan Novel.
"Saya juga ingin sampaikan, masalah ini sampai sekarang belum diungkap dan saya juga belum mendengar rencana selanjutnya, masalah lainnya yaitu dibentuk TGPF," kata Novel dalam video call tersebut.
Novel dalam kesempatan sama juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Koalisi Peduli KPK, masyarakat dan rekan-rekan media selama ini. "Saya ucapkan terima kasih atas dukungan terkait apa yang menimpa kepada saya penyerangan yang dilakukan pada enam bulan lalu," kata Novel.
Lebih lanjut, Novel menekankan bahwa dengan adanya teror ini, membuat dirinya justru lebih semangat dalam memberantas korupsi di Indonesia. Bagi Novel, peristiwa penyiraman air keras ini merupakan risiko sebagai penyidik lembaga antikorupsi.
"Selain itu saya ingin sampaikan kepada semua pihak yang konsen dengan pemberantasan korupsi, kita harus tetap semangat, berani dan menjaga dalam rangka perjuangan melawan korupsi," ujarnya.