TNI Pastikan Senjata Pelontar Granat Polri Bisa Digunakan
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro
VIVA.co.id – Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Wuryanto, mengungkapkan amunisi tajam yang diimpor Polri dari Ukraina masih dititipkan di TNI.
Belum diberikannya rekomendasi bagi Korps Brimob Polri menggunakan amunisi berjenis granat itu karena masuk dalam kategori spesifikasi militer. Sehingga institusi non-militer belum bisa menggunakannya sebelum mendapat izin dari Mabes TNI.
"Pada saat rapat koordinasi (dengan Menkopolhukam Wiranto) semuanya disepakati yang dititipkan di Mabes TNI itu hanya amunisi tajam," kata Wuryanto saat konferensi pers di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Selasa 10 Oktober 2017.
Wuryanto belum bisa memastikan sampai berapa lama amunisi itu tertahan di gudang amunisi Mabes TNI. Militer menahan amunisi sebanyak 5.932 butir bertipe RLV - HEFJ. Sementara senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) sebanyak 460 pucuk sudah bisa digunakan.
"Yang jelas kemarin ada datang senjata dan amunisi. Senjatanya sudah bisa digunakan oleh Kepolisian," kata dia.
Wuryanto menegaskan perlunya aturan baru untuk mengeluarkan amunisi itu jika ingin dipakai Kepolisian. TNI lanjut dia, mengacu Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1978 tentang pengawasan senjata api dimana spefisikasi amunisi untuk standar militer di atas 5,56 milimeter.
"Kemudian standar non militer di bawah kaliber itu. Jadi kita sebenarnya hanya menerapkan aturan saja," tegasnya. Wuryanto berharap Perpres terkait senjata sangat diharapkan segara lahir, untuk memayungi semua instansi pemilik senjata.
Sebelumnnya diberitakan Bandara Soekarno Hatta pada Jumat malam, 29 September 2017, “kedatangan” ratusan senjata dan ribuan amunisi impor.
Diketahui, senjata diimpor PT Mustika Duta Mas dengan menggunakan pesawat carter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024 dan akan didistribusikan ke Brimob Polri.
Kedatangan amunisi senjata ini pun jadi pertanyaan publik. Terkait hal ini, Polri tak menampik jika senjata-senjata tersebut memang akan dikirimkan untuk Brimob.
Informasi yang dihimpun, amunisi senjata di Bandara Soetta berupa senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk. Senjata dikemas dalam 28 boks (10 pucuk/boks), dengan berat total 2.212 kilogram.
Ada juga amunition castior 40mm, 40x 46mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi eksplosif tinggi Jump Grenade. Itu dikemas dalam 70 boks (84 butir/boks) dan 1 boks (52 butir). Total ada 5.932 butir (71 boks) dengan berat 2.829 kg. (ren)