DPR Heran Impor Senjata Polri Baru Sekarang Diributkan
- Airtronic USA
VIVA.co.id – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Charles Honoris, mengaku heran dengan kejadian tertahannya ratusan senjata milik Polri di Bandara Soekarno Hatta. Charles menilai hal itu seharusnya tidak terjadi, karena impor senjata jenis Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter tersebut bukan kali pertama.
"Memang kita menyayangkan terjadi kegaduhan karena urusan ini ya. Impor senjata itu bukan suatu keanehan. Sudah berkali-kali dari 2015 dan 2016. Kenapa 2017 ini dapat kesulitan dari Badan Intelijen Strategis (Bais) Tentara Nasional Indonesia (TNI)," kata Charles kepada VIVA.co.id, Minggu 1 Oktober 2017.
Menurutnya, harus ada perbaikan ke depan dalam hal pengadaan dan pengawasan oleh Kementerian Pertahanan. Jangan sampai senjata yang diimpor Polri, justru ditahan pihak TNI yang notabene sama-sama aparat keamanan.
"Perlu ada perbaikan dalam hal pengawasan dan pengadaan. Baik senjata combatan dan non combatan. Sekarang kan melalui Kemenhan, harus diperbaiki lagi," ujarnya.
Sebanyak 280 pucuk senjata jenis Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter milik Kepolisian Republik Indonesia saat ini masih berada di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu, 1 Oktober 2017.
"Sampai saat ini yang penting senjata itu aman dan dalam pengamanan kami. Kami pun terus melakukan pemantauan akan senjata tersebut," ujar Dandim 0506/Tgr Letkol Inf M Imam Gogor Aghni Aditnya.
Sementara pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hingga kini mengaku masih menunggu keluarnya rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (Bais) Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk dapat mengambil sebanyak 280 pucuk senjata yang tertahan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten. (one)