Wiranto: Setop Desas-desus Impor Senjata Polisi

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id – Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, meminta semua pihak menghentikan desas-desus tentang kedatangan senjata api impor untuk Kepolisian Republik Indonesia, yang saat ini masih berada di Bandar Udara Soekarno Hatta.

India 'Membalas Bantuan' dengan Pasokan Senjata Militer untuk Israel di Tengah Perang Gaza

Menurut Wiranto, permasalahan senjata api itu bukan persoalan publik yang harus diketahui semua orang di negara ini. 

"Ada masalah yang diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat. Tugas saya sebagai Menkopolhukam atas perintah Presiden mengkoordinasikan lembaga di bawah saya untuk menyelesaikan. Kalau saya menyampaikan proses itu  kepada publik secara menyeluruh, publik kan bukan tempat diskursus menyelesaikan masalah seperti itu," kata Wiranto di Lubang Buaya, Minggu 1 Oktober 2017.

Australia Kirimkan Ukraina Senjata Hancurkan Drone Rusia

Wiranto mengatakan, dia akan menyelesaikan masalah senjata itu bersama dengan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian. Dan Wiranto berjanji akan menyampaikan kepada masyarakat hasil dari penyelesaian masalah ini.

"Nanti kita bicarakan, impor ada, gimana dananya, gimana kepentingannya, gimana UU nya gimana. Kita sesuaikan. Enggak perlu kita bicarakan di publik. Setop dulu, sudah setop. Kami koordinasi internal dan sampaikan ke publik," ujarnya.

Terus Merugi, Rusia Kehilangan 400 Sistem Artileri Dalam Dua Pekan

Senjata itu tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pada Jumat malam, 29 September 2017.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, senjata dan amunisi yang tiba sekira pukul 23.30 WIB. Senjata diimpor PT Mustika Duta Mas dengan menggunakan pesawat carter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024 dan akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri.

Kabar yang tersiar itu pun sempat dipertanyakan banyak pihak. Terkait hal ini, polisi tak menampik jika senjata-senjata tersebut merupakan milik Polri. Senjata tersebut dikatakan sedianya untuk kebutuhan Korps Brimob.

Berdasarkan data yang beredar, adapun barang-barang berupa senjata tersebut adalah Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk. Senjata dikemas dalam 28 boks (10 pucuk/boks), dengan berat total 2.212 kilogram.

Lalu, amunition castior 40mm, 40x 46mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi eksplosif tinggi Jump Grenade. Itu dikemas dalam 70 boks (84 butir/boks) dan 1 boks (52 butir). Total ada 5.932 butir (71 boks) dengan berat 2.829 kg.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya