Waspada Potensi Gempa Akibat Aktivitas Sesar Sumatera

Peta Sumatera
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)

VIVA.co.id – Stasiun Geofisika Kelas 1 Silaing Bawah, Padang Panjang, Sumatera Barat mengimbau, seluruh masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi gempa bumi yang disebabkan aktivitas sesar Sumatera. Terutama usai terjadi gempa pada Kamis, 21 September 2017 sekira pukul 09.03 WIB.

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Buol Sulteng, BMKG Ungkap Penyebabnya

Rahmat Triyono, kepala Kantor Stasiun Geofisika Kelas 1 Silaing Bawah, Padang Panjang, mengatakan pada Kamis pagi itu, gempa yang disebabkan oleh sesar Sumatera, tepatnya di titik Sianok kembali mengguncang sebagian wilayah Sumatera Barat, yaitu Kota Solok, Padang dan Padang Panjang.

Dari hasil analisa BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang diperoleh parameter gempa bumi berkekuatan 3,9 skala richter (SR). Pusat gempa bumi ini berada di darat pada koordinat 0.67 Lintang Selatan dan 100.63 Bujur Timur, sekitar 14 kilometer Utara Solok, pada kedalaman hiposenter 10 kilometer.
 
"Berdasarkan laporan dari masyarakat goncangan tersebut dirasakan di Solok, Padang Panjang dan Padang berkisar I Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) atau antara II-III MMI," kata Rahmat Triyono, Jumat, 23 September 2017.

Badan Geologi Ungkap Penyebab Gempa Bandung karena Sesar Kertasari

Rahmat menambahkan, jika memperhatikan posisi sumber gempa bumi tersebut, dengan kedalaman hiposenter yang dangkal ini mencirikan sebagai aktivitas sesar Sumatera pada segmen Sianok. 

Segmen Sianok terbentang sepanjang sekira 90 km dari Ngarai Sianok di Bukittinggi terus sepanjang sisi Timur Danau Singkarak, berakhir di ujung selatan danau tersebut. Segmen Sianok mempunyai kecepatan pergeseran 23 mm per tahun dengan tipe pergeseran strike-slip (mendatar).

Persib Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Bumi Kabupaten Bandung

"Sehubungan dengan kejadian gempa bumi di sekitar Kota Solok, masyarakat khususnya di sekitar Kota Solok diimbau agar tetap tenang dan selalu meningkatkan kewaspadaan bahwa gempa bumi setiap saat dapat terjadi," ujar Rahmat.

Histori Gempa Segmen Sianok

Berdasarkan catatan sejarah, menurut Rahmat, tercatat beberapa kali gempa signifikan yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan ringan hingga berat terjadi di segmen Sianok ini. Di antaranya gempa bumi pada 28 Juni 1926 dengan kekuatan 6,7 skala richter yang mengakibatkan lebih dari 354 orang meninggal dan 2.383 rumah rusak sedang dan berat, kerusakan di Danau Singkarak dan timbulnya rekahan tanah di Kubu Krambil dan Simabur. 

Pada 16 Februari 2004 tercatat pernah terjadi gempa bumi berkekuatan  5,6 SR yang berpusat di Gunung Rajo, Tanah Datar. Gempa itu mengakibatkan 6 orang korban jiwa, 10 orang luka-luka dan 70 rumah rusak. Gempa tersebut juga mengakibatkan timbulnya rekahan tanah antara Gunung Rajo menuju Padang. 

Kemudian pada 6 Maret 2007 terjadi gempa bumi 5,8 SR  yang mengakibatkan sedikitnya 70 orang korban jiwa dan ratusan orang lainnya luka-luka, serta  menimbulkan kerusakan pada bangunan dan fasilitas umum  di sepanjang Singkarak hingga ke Bukittinggi. 

Gempa bumi juga pernah tercatat di Segmen ini pada 11 September 2014 dengan kekuatan 5,0 SR. Gempa mengakibatkan puluhan unit rumah rusak dan belasan fasilitas umum, seperti sarana pendidikan dan rumah sakit mengalami kerusakan ringan. 

Tak hanya itu, pada beberapa tahun terakhir ini segmen Sianok merupakan segmen yang aktif terjadi gempa dibandingkan segmen lainnya di Sumatera Barat yaitu Sumpur, Sumani dan Suliti.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya