Mengapa Isu Rohingya Bisa Picu Terorisme di Indonesia

Seorang perempuan etnis Rohingya dan anaknya mengungsi dari konflik di Rakhine, Myanmar.
Sumber :
  • REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

VIVA.co.id – Mantan narapidana terorisme, Ali Fauzi Manzi mengkhawatirkan merebaknya kabar konflik etnis Rohingya di Rakhine Myanmar, akan bisa memicu tindak terorisme di Indonesia.

Usai Ditolak di Aceh Selatan, Kondisi Pengungsi Rohingya Terkatung-katung di Banda Aceh

Kekhawatiran adik kandung dari pelaku Bom Bali ini ditengarai oleh asal muasal masuknya praktik terorisme di Indonesia.

Dahulu, kata dia, munculnya terorisme di Indonesia berawal dari penderitaan yang dialami umat Muslim di Afghanistan oleh Uni Soviet pada tahun 1979.

Seorang Warga Myanmar Ditangkap Terkait Penyelundupan Rohingya ke Aceh

"Dari konflik di Afghanistan, itu banyak Muslim Indonesia yang berjihad ke sana. Itu bagian dari jihadul kahfi, solidaritas ke sesama Muslim," kata Ali Fauzi seperti dikutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Rabu 13 September 2017.

Baca Juga:

Waduh! Warga Aceh yang Terseret Penyelundupan Rohingya Raup Untung hingga Rp128 Juta dari Agen

Saat itu, lanjut Ali, mayoritas orang Indonesia yang sempat mencicipi perang di Afghanistan, ketika pulang ke Tanah Air. Mereka umumnya telah terlatih.

Baik itu menggunakan senjata, merakit bom dan keahlian militer lainnya. Karena itulah, ketika kemudian terjadi konflik di Indonesia para militan yang pernah berperang di Afghanistan ini akhirnya membuat teror di Indonesia.

Karena itu, Ali mengkhawatirkan, saat ini terkait dengan konflik etnis Rohingya, telah muncul sejumlah rencana jihad oleh orang Indonesia ke Myanmar.

"(Karena itu) Mereka yang kembali, tentu sudah terlatih dengan sendirinya, dan itu berpotensi menjadi pelaku terorisme," ujar Ali.

Atas itu, Ali berharap, pemerintah harus berperan aktif soal konflik etnis Rohingya. Sebab, bukan tidak mungkin, dari sebuah konflik akan ada yang hendak mengambil keuntungan seperti salah satunya sindikat pemasok senjata.

"Ini untuk meredam jihad kahfi Muslim Indonesia ke Myanmar," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya