Guru Jakarta Tak Permasalahkan Kebijakan 5 Hari Sekolah
- ANTARA FOTO/Yusran Uccang
VIVA.co.id – Sejumlah tenaga pengajar mengaku tak keberatan dengan konsep kebijakan lima hari sekolah dalam program Penguatan Pendidikan Karakter yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Lima hari sekolah sangat membantu pendidikan karakter," ujar Yeni Sukhriani, guru Sekolah Menengah Atas Negeri 70 Jakarta Selatan, Rabu, 6 September 2017.
Menurutnya, di Jakarta sesungguhnya sudah sejak lama menerapkan lima hari sekolah. Dengan waktu ini, maka masa libur akhir pekan dapat dinikmati oleh orang tua dan anak-anak mereka.
Sementara itum, Irwan Alyani, guru SMP Yapan Indonesia di Depok Jawa Barat mengaku tak mempermasalahkan kebijakan lima hari sekolah yang akan diterapkan pemerintah secara nasional.
Hanya saja ia mengingatkan agar efektivitas waktu dapat dimaksimalkan oleh guru maupun siswanya. "Efektivitas waktu harus benar-benar dimanfaatkan oleh guru dan siswanya," ujar Irwan.
Presiden Joko Widodo direncanakan akan mengumumkan resmi perubahan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah dengan Peraturan Presiden.
Dalam kebijakan ini, pemerintah akan menerapkan waktu lima hari sekolah dengan penambahan waktu belajar dan kerja bagi guru dan siswa.
Dalam suatu wawancara, Jokowi menyebut kebijakan ini bukan merupakan kewajiban. Ia hanya menyarankan kepada sekolah yang siap untuk menjalankannya.
Di beberapa wilayah, kebijakan lima hari sekolah ini masih menuai kontroversi. Sebabnya dikhawatirkan kebijakan ini akan mengancam keberadaan Madrasah yang memberi pelajaran kepada anak-anak di luar jam sekolah.