Dunia Penasaran Jalur Perdagangan Sutera Kerajaan Sriwijaya
- VIVA.co.id/Aji YK Putra
VIVA.co.id – Selain rempah-rempah, perdagangan sutera memang menjadi komoditas utama penjualan yang ada pada masa kerajaan Sriwijaya. Bahkan, negeri China kala itu sering memesan sutera dari Bumi Sriwijaya.
Sejarah Sriwijaya itu membuat penasaran United Nation World Tourism Organisation (UNWTO), untuk melihat langsung sejarah perdagangan sutera di Indonesia yakni Sumatera Selatan dan Jakarta. Sebanyak 11 negara telah dikunjungi oleh UNWTO untuk melihat sejarah menarik di seluruh negeri.
Indonesia mendapatkan kesempatan secara gratis, dalam kunjungan UNWTO untuk mengenalkan wisata sejarah di pelosok Nusantara, terutama Sumatera Selatan dan Jakarta.
Konsultan UNWTO, Robert Travers, mengatakan, sejak satu pekan terakhir dan timnya didampingi Kementerian Pariwisata mengunjungi situs atau titik di Indonesia, hanya dua daerah yang didatangi yakni Jakarta dan Palembang. Sebelumnya, Robert sudah berkunjung ke Tiongkok, pada pekan lalu.
"Palembang dan Jakarta yang kuat menjadi lokasi jalur perdagangan sutera. Sehingga kita datang ke sini untuk melihat sejarah perdagangan sutera pada masa Kerajaan Sriwijaya," kata Robert, di Griya Agung Palembang, Selasa 5 September 2017.Â
Robert mengungkapkan, 11 negara lain yang dilakukan penelitian di antaranya India, Vietnam, Singapura dan Malaysia juga melihat lokasi perdagangan jalur sutera. Dari hasil kajian selama ini, jalur sutera sangat kental dengan Kerajaan Sriwijaya yang merupakan kerajaan besar dan tertua.
"Site visit sudah kami lakukan di Jakarta, sekarang giliran Palembang. Kami ingin melihat jejak-jejak jalur sutera mulai di pinggiran Sungai Musi, Bukit Siguntang, sejumlah museum, dan sebagainya," jelasnya.
Sementara, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi, Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata, Tetty DS Ariyanto, menuturkan, UNWTO saat ini sedang mendalami program penelitian jalur sutera.Â
"Sampai hari ini ditemukan masih melekat di Indonesia, yakni di Jakarta dan Palembang. Karenanya UNWTO memilih Indonesia untuk site visit dan melakukan kajian," ungkap Tetty.
Setelah hasil kajian UNWTO selesai, menurut Tetty, akan menjadi promosi wisata gratis bagi Indonesia di mata dunia.
"Setelah selesai dan disahkan UNWTO. Pariwisata kita akan dibenahi dan SDM diperbaiki. Ini jadi promosi Indonesia untuk dunia secara gratis," ujarnya. (one)