Ricuh Intan Jaya Papua Dinilai Susah Diselesaikan
- VIVA.co.id / Banjir Ambarita (Papua)
VIVA.co.id – Staf Khusus Presiden Joko Widodo untuk wilayah Papua Lenis Kogoya menilai, pecahnya konflik di Kabupaten Intan Jaya Papua ditengarai oleh sifat khas warga di daerah itu.
Karena itu, penyelesaian kericuhan tidak akan mudah diselesaikan. "Di wilayah sana. Karena karakter. Jadi mereka merasa bahwa 'Ah, kami sudah menang', begitu," ujar Lenis di kantor Kemenkopolhukam Jakarta, Senin, 4 September 2017.
"Tetapi tiba-tiba, ada suara dari mana yang masuk (yang membuat hasil Pilkada dianulir)? Itu yang membuat mereka berontak."
Di Intan Jaya, sebelumnya telah terjadi penyerangan dan perusakan sejumlah fasilitas milik pemerintah daerah oleh sekelompok warga.
Baca Juga:
- Intan Jaya Papua Mencekam, Warga Jalani Ritual Makan Tanah
- Papua Masih Memanas, Bandara Bilogai Diduduki Massa
Mereka memprotes keputusan Mahkamah Konstitusi yang menganulir pemenang Pilkada. Menurut Lenis, ini menjadi pertama kalinya kejadian hasil Pilkada dianulir di daerah itu.
"Karena belum pernah terjadi, sehingga seperti aneh, begitu. Itu laporan yang kami dapat," ujar Lenis.
Atas itu, Lenis menyarankan supaya pemerintah mempertimbangkan karakter lokal masyarakat juga dalam menyelesaikan persoalan.
Menurutnya, penyelesaian untuk setiap masalah yang terjadi di setiap wilayah di Indonesia, termasuk Papua, harus dilakukan sesuai dengan kebiasaan atau adat yang menjadi cara hidup masyarakat di sana.
"Jadi pemerintah harus ambil suatu keputusan itu dengan betul-betul melihat fakta di lapangan," ujarnya. (mus)