Tradisi Unik di Malang, Hewan Kurban Diarak Sebelum Dipotong
- VIVA.co.id/Lucky Adiyta
VIVA.co.id – Hari Raya Idul Adha bagi umat Islam menjadi hari besar yang dinanti. Hari raya yang bertepatan dengan musim haji ini menjadi momen untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, caranya menyembelih hewan kurban untuk dibagikan ke sesama.
Hewan kurban bisa berupa kambing, sapi, kerbau ataupun domba. Ada beberapa tradisi unik dalam momen Hari Raya Idul Adha di beberapa daerah. Seperti warga Jalan Gatot Subroto, Temenggungan, Klojen, Kota Malang. Ada tradisi turun menurun yang dijaga warga setempat. Warga mengarak puluhan hewan kurban sebelum disembelih, Sabtu, 2 September 2017.
Ada 73 kambing dan enam sapi yang dikurbankan warga dalam Idul Adha tahun ini. Tradisi arak-arakan dimulai sejak tahun 1978. Tradisi arak-arakan merupakan syiar dari ulama yang dipegang teguh warga setempat.
"Tradisi ini ada sebelum saya lahir, ini sejak tahun 1978. Dari bapak-bapak yang menjadi panitia sebelum-sebelumnya ini syiar dari kiai dan ulama. Diarak agar hewan kurban sebelum disembelih darahnya segar dan keluar lancar," kata ketua panitia Idul Adha tahun 2017 Temenggungan, Ainul Yakin.
Puluhan hewan kurban diarak dengan diiringi kumandang takbir. Anak-anak, remaja, hingga dewasa larut dalam arak-arak hewan kurban yang mereka beri nama Euforia Temenggungan.
Hewan kurban diarak keliling kampung, puluhan warga setempat sangat antusias menunggu arak-arak hewan kurban yang dilakukan setahun sekali ini. Mereka menunggu di depan rumah sambil mengabadikan momen arak-arak hewan kurban.
"Tahun ini jumlah hewan kurban melebihi yang kita perkirakan, dari warga kampung sendiri. Akan didistribusikan ke warga kampung dan warga sekitar yang membutuhkan daging. Tahun depan semoga bisa istiqomah dan yang berkurban lebih banyak lagi," ujar Ainul Yakin.
Menurutnya perayaan unik Hari Raya Idul Adha warga Temenggungan akan terus dijaga dan dilestarikan warga. Karena perayaan unik ini dianggap sebagai tradisi yang melekat bagi warga setempat.Â