Intan Jaya Papua Mencekam, Warga Jalani Ritual Makan Tanah

Warga Papua tengah berkumpul.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Banjir Ambarita

VIVA.co.id – Ribuan warga Intan Jaya dikabarkan menggelar ritual makan tanah pasca putusan MK terkait sengketa Pilkada. Ritual makan tanah sebagai arti siap berperang dan siap mati.

Kini Giliran Warga Kampung Wuloni Jadi Sasaran Komsos Pasukan 323 Buaya Putih Kostrad di Medan Operasi Papua

Dari informasi yang didapat VIVA.co.id di lapangan, ritual siap perang ini telah menyebar di kalangan masyarakat, sehingga cukup membuat publik khawatir.

“Informasinya begitu (siap perang),” ujar seorang warga setempat.

Perkuat Teritorial di Papua, Satgas Habema Yonif 6 Marinir Gelar Komsos hingga Bagikan Sembako ke Warga Dekai

Tak hanya itu, informasi yang didapat VIVA.co.id dari aparat keamanan di lapangan kini dikabarkan ada ratusan warga Intan Jaya di Nabire yang sudah bertolak ke Sugapa, ibu kota Intan Jaya untuk bergabung dengan massa yang kini masih berkonsentrasi di sana.

"Diperkirakan paling lambat Jumat Sore ini tiba di Sugapa," kata sumber tersebut.

Keluarga Rewang Tuntut Polisi Proses Kasus KDRT Cawagub Papua Terpilih

Dari data yang dihimpun, ratusan massa yang bertolak dari Nabire menuju Sugapa menyatakan siap perang dan mati. 

"Mereka tak mau Natalis Tabuni menjabat sebagai Bupati Intan Jaya, kalau mau bupati silakan pindahkan kabupatennya, dan warga siap perang 5 tahun ke depan," ujar sumber yang namanya enggan disebut.

Guna mengantisipasi pergerakan massa tersebut, Polisi sudah berjaga di sejumlah titik untuk melakukan pencegahan.

Julius Miagoni salah satu warga Intan Jaya saat dikonfirmasi, membenarkan adanya pergerakan ratusan massa dari Nabire ke Sugapa. 

"Mereka kecewa dengan putusan MK yang menganulir keputusan KPU, sekaligus juga kecewa kepada Natalius Tabuni yang sebelumnya sudah menyatakan akan menyerahkan kepemimpinan bupati kepada orang Moni (suku asli Intan Jaya)," kata Julius Miagoni saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Menurut mantan anggota DPR Papua itu,  sebelum putusan MK, Natalis Tabuni bupati yang dimenangkan MK sudah berjanji kepada masyarakat Intan Jaya, akan menyerahkan jabatan Bupati kepada warga asli. 

"Waktu dia di Sugapa tanggal 23 dan 24 Agustus berjanji tidak lagi akan menjadi bupati, tapi setelah keluar dari Sugapa dia malah manuver di MK, inilah yang buat warga marah," kata dia.

Mengenai ritual adat warga makan tanah, Julius tidak menampik hal itu. menurutnya ritual tersebut sebagai ciri puncak kemarahan pada sesuatu. 

"Semua orang Papua punya tradisi itu, kalau sudah makan tanah berarti siap perang dan siap mati, dan mungkin saja warga Intan Jaya ada yang sudah memakan tanah karena kecewa," ucap dia.

Julius juga mengungkapkan, saat ini banyak warga Intan Jaya yang dilanda kelaparan sejak terjadinya konflik Pilkada Februari lalu. 

"Kalau konflik kan warga tidak ada yang berkebun atau berburu karena itu Pamali (dilarang), akibatnya sekarang tidak ada lagi stock makanan mereka, jadi banyak warga yang kelaparan,"ujar dia.

Julius meminta perhatian semua pihak terkait hal itu. "Kami minta Pemerintah segera kirim beras untuk warga Intan Jaya masyarakat saya, karena mereka banyak yang kelaparan," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya