Menhan Teringat Pesan Megawati soal Bela Negara

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengingatkan pentingnya kesadaran bela negara untuk memperkuat persatuan nasional. Ia tak bosan memberikan bekal pemahaman bela negara ke beberapa daerah seperti di Madura, Jawa Timur.

Kris Dayanti Minta Maaf Gagal di Pilkada 2024, Megawati: Jangan Putus Asa Dulu

Dalam kuliah umum, Ryamizard menyampaikan pentingnya bela negara kepada mahasiswa dan dosen Universitas Trunojoyo, Madura, Jawa Timur. Mantan kepala staf TNI AD itu mengambil pesan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri ketika melakukan kunjungan kepala negara ke Papua.

"Masih segar ingatan saya pernyataan Ibu Megawati Soekarnoputri yang menggetarkan hati tahun 2004 saat beliau berkunjung ke Papua yang menyatakan 'Seribu kali pejabat gubernur di Papua diganti, Papua tetap di sana. Seribu kali pejabat daerah dan bupati Papua diganti Papua tetap di sana, tetapi satu kali TNI dan Polri ditarik dari tanah Papua, besok Papua merdeka,” kata Ryamizard dalam keterangannya yang diterima VIVA.co.id, Senin, 21 Agustus 2017.

Mengenang Pelantikan Presiden RI: Perjalanan dari Presiden Soekarno Hingga Jokowi

Dia menjelaskan, kesadaran bela negara merefleksikan pentingnya dukungan segenap komponen bangsa terhadap peran TNI dan Polri. Selain persatuan nasional, kesadaran bela negara sebagai cara membentuk jati diri.

"Kesadaran bela negara untuk memperkuat jati diri dan memperkuat persatuan nasional merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi khususnya bagi bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat," lanjutnya.

Politisi PDIP Jelaskan Alasan Pramono ke Rumah Prabowo di Tengah Pemanggilan Calon Menteri

Bagi Ryamizard, konsep kesadaran bela negara pada prinsipnya dapat membangun karakter anak bangsa Indonesia yang disiplin, optimistis, dan taat hukum. Kemudian, mengamalkan bekerja keras demi negara dan bangsanya.

Kondisi saat ini, menurut dia, sudah terdapat ancaman nyata terhadap negara. Beberapa persoalan seperti penyalahgunaan narkoba, paham radikal, hingga terorisme menjadi contohnya.

"Sebagaimana kita rasakan bersama, ancaman nyata sudah sangat kita rasakan sedang dan akan terus mengancam bangsa dan negara ini. Semakin meningkatnya peredaran dan penyalahgunaan narkoba, paham radikal, serta terorisme, perang cyber dan ancaman lainnya," jelasnya.

Ryamizard melihat ancaman nyata ini menyasar kaum intelektual yang berada di kampus-kampus.

"Ancaman nyata yang disinyalir telah memasuki dunia kampus di Indonesia dengan membidik kaum intelektual, termasuk para mahasiswa baru," ungkapnya.

Terkait terorisme dan radikalisme, Ryamizard menekankan semua agama tak pernah mengajarkan dua paham tersebut. Dia mengatakan, tak ada hubungannya terorisme dengan agama mana pun.

"Perlu kita pahami bersama bahwa ancaman terbesar terorisme bukan hanya terletak pada aspek serangan fisik yang merugikan, tetapi justru serangan propaganda ideologi," tuturnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya