Ngeri, Korban Perang Narkoba di Indonesia Sudah 60 Orang

Kepolisian Filipina melakukan pemeriksaan terhadap jasad pengedar narkoba di negara itu yang ditembak mati di jalanan beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS / Ezra Acayan

VIVA.co.id – Komitmen pemerintah Indonesia menggelar 'perang' terhadap narkoba berdampak pada melonjaknya angka kematian. Menurut laporan kelompok Amnesty International, setidaknya sejak kebijakan ini diumumkan Presiden Joko Widodo telah ada 60 orang yang mati ditembak petugas.

Dua Kurir 10 Kg Sabu-sabu dan 18 Ribu Pil Ekstasi Divonis Mati oleh Hakim PN Medan

"Eskalasinya mengejutkan. Pembunuhan tidak sah ini adalah alarm serius," ujar Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid dikutip dari laman resminya, Rabu, 16 Agustus 2017.

Menurut Usman, konsep perang narkoba yang ditelurkan pemerintah, kini berdampak pada maraknya aksi pembunuhan oleh kepolisian di beberapa daerah yang dituding menjadi pusatnya perdagangan narkoba di Indonesia.

Bayaran Tidak Sesuai Perjanjian, Pengedar Gelapkan 5 Kg Sabu-sabu Milik Warga Aceh di Thailand

Pengungkapan Jaringan Narkotika Internasional

FOTO: Kapolri Jenderal Tito menunjukkan barang bukti pengungkapan narkoba jaringan internasional

Kepala BNN: Lubang Jembatan Jadi Tempat Transaksi Baru Peredaran Narkoba

Padahal, di sisi lain, langkah menembaki para bandar narkoba juga tidak menjadi solusi menekan akar penggunaan narkoba. "Pihak berwenang harus ingat juga, orang-orang yang dicurigai melanggar soal narkoba juga memiliki hak untuk hidup," ujar Usman.

Baca Juga:

Gagasan perang narkoba ini sebelumnya memang dibangun Jokowi dari merujuk pada data bahwa Indonesia diklaim sedang darurat narkoba.

Kata Jokowi, saat ini setidaknya ada 4,5 juta orang Indonesia telah menjadi pecandu atau terpapar narkoba. Dari angka itu, akhirnya ada 50 orang yang kemudian meninggal setiap harinya akibat narkoba.

Karena itulah, perang narkoba ini pun dimulai dari menghukum mati seluruh bandar narkoba di Indonesia sejak tahun 2014.

"Sudahlah, tegasin saja. Terutama pengedar-pengedar narkoba asing. Yang masuk kemudian melawan, sudah langsung ditembak saja," ujar Jokowi menegaskan ambisinya dalam perang melawan narkoba baru-baru ini.

Petugas bersenjata berjaga di area dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jateng, Senin (25/7/2016). Tahun ini dikabarkan ada 16 orang yang akan dieksekusi mati.

FOTO: Anggota kepolisian yang bersiaga di Lapas Nusa Kambangan, lokasi eksekusi mati para bandar narkoba di Indonesia

Komitmen Jokowi itu pun selalu diulanginya dalam setiap kesempatan. Bahkan sudah menjadi gayung bersambut di jajaran kepolisian.

Ini tercermin di sikap Kapolri jenderal Tito Karnavian yang mengaku sudah menginstruksikan kepada bawahannya untuk tidak segan-segan lagi kepada para pengguna narkoba.

Bahkan Tito mengaku siap memberi sanksi berupa pemindahan jika ada anggota polisi yang justru tidak memberi tindakan tegas kepada para pengguna narkoba. "Kalau ada kasus narkotika tetapi enggak ada tindakan.  Maka akan kita ganti," kata Tito mengingatkan bawahannya.

Penembakan misterius pengedar narkoba di Filipina.

FOTO: Seorang warga di Filipina menangisi kematian seseorang yang diduga terlibat narkoba namun ditembak secara misterius

Di Filipina, gagasan perang narkoba ini telah didahuli oleh Presiden Rodrigo Duterte sejak Juni 2016. Setidaknya ada 1.900 orang terbunuh di jalanan atas instruksi Duterte.

Mereka tidak menjalani proses sidang dan langsung meregang nyawa di jalanan oleh peluru polisi. Di luar itu, kepolisian Filipina juga menangkap 5.400 orang lainnya yang dicurigai sebagai pengguna atau bandar narkoba. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya