Siapa Saka Panji, Pendana Militan Indonesia di Perang Marawi

Ilustrasi/Densus 88 menangkap terduga teroris.
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

VIVA.co.id – Saka Panji Trisno, demikian nama bapak dua anak ini dikenal di lingkungan perumahan Cluster Melia Grove Kota Tangerang Selatan. Sosoknya dikenal supel dan ramah bergaul dengan siapa pun meski baru delapan bulan berdomisili di kawasan itu.

2 Teroris Jamaah Ansharut Daulah Dicokok di Bima, Begini Perannya

Namun, siapa kira. Saka Panji, akhirnya dibekuk tim Detasemen Khusus 88 Antiteror. Pria yang selama ini dikenal berprofesi sebagai pedagang di sebuah toko furniture itu rupanya memiliki keterkaitan dengan aksi terorisme.

Menurut kepolisian, selama ini Saka Panji lah yang memiliki peran sebagai penggalang dana untuk memberangkatkan orang Indonesia untuk bergabung dengan kelompok teror ISIS.

Saka Panji juga lah yang mencarikan dana bagi orang Indonesia untuk ikut berperang di dalam konflik Marawi di Filipina.

"Saudara SP ini menggalang dana kemudian memberangkatkan beberapa orang ke sana (Marawi dan Suriah)" kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul, Jumat, 11 Agustus 2017.

Pelaku Perencanaan Pembunuhan di Konser Taylor Swift di Wina Ditangkap, CIA: Ada Indikasi ISIS

Militer Filipina berjaga-jaga di kota Marawi pasca penyerangan oleh kelompok teror ISIS

FOTO: Militer Filipina bersiaga di Kota Marawi memburu kelompok ISIS

Kepolisian Indonesia sebelumnya telah mencatat setidaknya ada 42 orang Indonesia yang kini bergabung dengan kelompok ISIS di Marawi Filipina.

Dari jumlah itu, empat orang diantaranya telah meninggal dunia dalam baku tembak dengan militer. Sehingga tersisa 38 orang perkiraan.

"(Mereka) Bergabung dengan kelompok Maute yang pro-ISIS," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Senin, 5 Juni 2017.

Indonesia dan Filipina, diakui memang keterikatan sejarah yang kuat dalam pergerakan teroris. Sejumlah militan teroris di Indonesia beberapanya merupakan pentolan pelatihan militer di Filipina sejak berbelas tahun lalu.

Atas itu, ketika di Marawi pecah pertempuran, sejumlah orang Indonesia yang mempercayai ISIS, akhirnya ikut berpartisipasi ke daerah itu.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya hubungan pernikahan antara seorang petinggi kelompok Maute yang kini berbaiat ke ISIS, yakni Omarkhayam, telah meminang seorang putri ulama konservatif asal Indonesia.

Omarkhayam bahkan pernah mengajar di Indonesia selama beberapa tahun dan memiliki banyak pengikut sebelum akhirnya kembali ke Mindanao pada tahun 2011.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya