Ragam Kostum Jemaah Haji, dari Caping hingga Blankon
- Media Center Haji (MCH) 2017
VIVA.co.id – Jemaah haji Indonesia dikenal sebagai jemaah yang ramah, patuh dan juga gemar belanja. Selain itu, juga dianggap jemaah paling meriah. Saat berada di Tanah Suci, akan banyak dijumpai jemaah Indonesia yang menggunakan ragam aksesoris pada barang bawaan dan atribut.
Meriahnya jemaah haji Indonesia dapat dilihat sejak berada di bandara. Banyak jemaah haji yang memasang tanda pengenal individu pada koper mereka. Mulai dari foto berukuran besar sampai tanda-tanda lain yang mencolok perhatian. Â
Tanda-tanda yang dipasang tak jarang membuat petugas tersenyum. Mulai dari kain warna warni, slayer club sepak bola, cat warna cerah, mainan anak-anak, bola, bahkan ada pula yang dipasangi dengan peralatan memasak.
Atribut jemaah Indonesia juga terbilang cukup ramai. Secara umum banyak jemaah memakai slayer yang diikiatkan di tengkuk menutup sebagian punggung.
Cara ini memang efektif sebagai tanda kelompok. Misalnya nomor rombongan, KBIH, bahkan kabupaten daerah asal jemaah haji. Tidak jarang ditemukan sekelompok ibu-ibu yang berseragam memakai topi lebar layaknya berada di pantai.
Pemasangan asesoris berupa rangkaian pita membentuk bunga juga kerap dilihat menempel di kerudung jemaah wanita asal Indonesia. Banyak dari mereka ingin terlihat berbeda dan kompak. Jemaah haji asal Yogyakarta misalnya, mereka memakai batik dan blankon saat beribadah di Masjid Nabawi. Rombongan ini begitu percaya diri meski kostum yang dikenakan sangat berbeda dengan jemaah kebanyakan yang ada.
Bahkan yang masih hangat dibicarakan adalah jemaah asal Cilacap yang kompak memaki ‘caping’ saat tiba di bandara Madinah. Dengan alasan yang filosofis dan fungsional untuk antisipasi cuaca ekstrem di Arab Saudi. Jemaah KBIH Al Munawaroh itu memakai caping dengan warna hijau.
Semua yang dilakukan oleh jemaah haji tidak lepas karena rasa bahagia mereka telah mendapatkan panggilan Allah menunaikan ibadah haji. Di samping itu mereka juga ingin mudah mengenali bagian dari kelompok agar tetap selalu bersama dan tidak tersesat.
Dengan ragam budayanya, jemaah haji Indonesia ini adalah orang-orang luar biasa yang terpilih menjadi tamu-tamu Allah di Tanah Suci. Sudah selayaknya kita memberikan apresiasi dari berbagai kreativitas mereka. Semoga ini menjadi penyemangat dalam menjalankan ibadah kepada Allah. (mus)