Said Aqil: Full Day School Munculkan Generasi Radikal

Ketua Umum NU, Said Aqil Siroj.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, mengaku khawatir atas rencana kebijakan full day school selama lima hari dalam sepekan. Said menolak rencana ini dan tetap mengusung konsep pendidikan ala pesantren harus dipertahankan.

Capaian Kinerja Said Aqil Siradj Pimpin PBNU Sepanjang 2015-2020

Menurutnya, sistem full day school tak akan mampu membangun karakter anak seperti yang dilakukan pesantren. Selama ini, pesantren juga diajarkan sejumlah ilmu pengetahuan umum seperti yang diajarkan di sekolah. Dalam pesantren diajarkan soal akhlak, menghormati orangtua, menghormati kiai, toleransi, solidaritas, serta gotong-royong.

"Full day school justru kebalikannya. Tidak membentuk karakter karena anak tidak bisa mengaji. Waktunya hanya untuk sekolah," kata Said Aqil  di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis 10 Agustus 2017 malam.

LPJ Diterima, Said Aqil Siradj Optimis Terpilih Lagi Jadi Ketum PBNU

Said Aqil khawatir, terkikisnya nilai-nilai yang diajarkan pesantren akibat penerapan FDS ini akan berdampak besar. Alasannya karena tanpa pola pendidikan pesantren tersebut maka propaganda ideologi radikal tidak akan ada yang membendung.

"Karena full day school pulang sore, anak-anak tidak kenal akhlak. Maka saya jamin akan muncul generasi radikal," kata Said.

Kantor Overload, PBNU Beli Tanah Rp12 Miliar

Tak hanya itu, Said Aqil bahkan menjabarkan keunggulan lainnya dari pola pendidikan ala pesantren tersebut, yang juga mengajarkan bagaimana mengolah pemikiran, persoalan, dan berpikir objektif sehingga para lulusannya tidak menjadi orang yang mudah dihasut.

"Santri juga dididik menganalisis persoalan, berpikir logis, objektif, tidak sembarangan, sehingga tidak gampang mengikuti emosi," lanjutnya.

Jika dengan penerapan full day school, dinilai paham-paham radikal akan semakin berkembang. Salah satu faktor penangkalnya yakni dunia pesantren telah tergerus pemberlakuan aturan tersebut.

"Betapa pesantren telah berhasil membangun karakter bangsa. NU tidak bertanggung jawab kalau muncul anak-anak radikal," ujar Said. (hd)

KH Yahya Cholil Staquf dan KH Said Aqil Siradj usai pemilihan Ketum PBNU.

Muktamar ke-34 NU Membawa Kesejukan

Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama atau NU, telah menghasilkan ketua umum PBNU yang baru yakni KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk lima tahun ke depan.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2021