Temui Wiranto, Panglima AS Bahas ISIS di Marawi dan Korut
- VIVA/Eduard
VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyebut kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat sangat penting untuk menjaga perdamaian di kawasan Asia Pasifik.
Menurut Wiranto, konflik ketegangan di Asia Tenggara menyangkut terorisme di Marawi, Filipina dan saling klaim tentang posisi Laut Cina Selatan harus menjadi perhatian bersama bila tak diselesaikan segera.
Hal itu dikatakan Wiranto usai bertemu Panglima Armada Amerika Serikat-Asia Pasifik Laksamana Harry Binkley Harris di kantornya, Senin, 7 Agustus 2017.
"Tanggung jawab kita bersama menjaga perdamaian di kawasan. Kita bicara soal aksi terrorism di Marawi dan menyangkut percobaan senjata balistik di Korea Utara," kata Wiranto di kantor Kemenpolhukam Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Wiranto mengatakan, pertemuan ini juga memperat kerja sama yang selama ini dibangun sejak Ia menjabat Panglima ABRI era Orde Baru. Ia mencatat, sudah ada 200 kerja sama militer antara Indonesia dengan negara adi daya itu.
Apalagi, hal ini terkait juga sikap antara dua kepala negara yakni Presiden Joko Widodo dan Presiden Donald Trump yang ingin mempersempit wilayah operasi kelompok teroris Daulah Islamiyah Irak dan Al-Syam atau ISIS di Asia.
"Amerika punya kepentingan mengamankan kawasan, juga memfokuskan mengenai ISIS yang ingin membangun suatu basis baru di Asia Tenggara," ujarnya.
Menurut Wiranto, perang melawan teroris khususnya di Filipina sudah dilakukan melalui pertemuan antar negara yang dilangsungkan 29 Juli 2017 lalu di Manado.
Enam negara, termasuk Indonesia, mengirim perwakilan pemerintahnya untuk menyusun strategi agar konflik di Filipina tak meluas ke wilayah lain.
"Saya informasikan ke Admiral (Laksamana) Harry dan dia sepakat hal itu harus dilakukan. Karena Amerika secara teknologi membantu langsung Filipina operasi di sana. Tapi intinya adalah bahwa melawan terorisme kita sepakat menghadapi bersama-sama. Kita tidak akan membiarkan satu negara melawan sendirian," ujarnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto memastikan isu terorisme telah menjadi perhatian seluruh negara di dunia, termasuk negara adidaya Amerika Serikat.
Karena jaringan teroris ada dimana-mana sehingga butuh kerja sama semua negara untuk mengatasinya, bukan single state. Namun, untuk mengatasi aksi-aksi terorisme di kawasan Asia Tenggara, Wiranto memandang belum butuh campur tangan barat.
"Soal perlu tidaknya kami negara-negara yang punya kepentingan dengan teroris di perairan Sulu melibatkan Amerika Serikat, kami sepakat belum," kata Wiranto di Manado, Sabtu, 29 Juli 2017.