Ini Teknologi Canggih Penipu China yang Dibekuk di Surabaya
- VIVA/Nur Faishal
VIVA.co.id – Sebanyak 93 orang komplotan penipu internasional ditangkap di sebuah rumah Graha Family Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 29 Juli 2017. Dalam beraksi, mereka menggunakan teknologi informasi yang canggih sehingga sulit diendus.
Komplotan kejahatan siber itu menyasar korbannya di China dan Taiwan, tetapi dikendalikan dari Indonesia. Sejumlah kota dijadikan pusat kendali, seperti Jakarta, Bandung, Bali, Batam, dan Surabaya. Di Surabaya, mereka berada di empat lokasi.
"Mereka mayoritas dari China dan Taiwan," kata Ketua Tim Satgas Khusus Mabes Polri, Ajun Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro, kepada wartawan di lokasi penggerebekan Perumahan Graha Family Blok N/1 Surabaya, Jawa Timur, Sabtu malam.
Saat beraksi, pelaku mula-mula membobol data nasabah sejumlah bank di negara mereka, China. Nasabah lalu dihubungi dan dikatakan tersangkut tindak pidana. Korban diminta menemui polisi gadungan, komplotan pelaku yang berada di China atau Taiwan.
Korban tidak curiga karena nomor telepon yang tertera di layar telepon genggam berkode negara China. "Pelaku menggunakan teknologi 'fraud', sehingga yang muncul ketika ditelepon adalah nomor kode China," kata Susatyo.
Para pelaku, lanjut dia, telah beroperasi dari Indonesia sejak beberapa bulan lalu. Hasil yang diperoleh komplotan ini dari tipu-tipu online itu sangat besar. "Kalau yang di Surabaya, mereka berhasil mengumpulkan uang Rp4 triliun," ujarnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, mengatakan bahwa kasus itu diungkap atas kerja sama Polisi China dan Polri. "Kepolisian China berkoordinasi dengan Polri," ujarnya.