Dana Pramuka Ditahan, Adhyaksa Dault: Kegiatan Terus Lanjut
- VIVA.co.id/Hardani Triyoga
VIVA.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengeluarkan kebijakan mengejutkan publik dengan membekukan dana anggaran Pramuka. Kebijakan ini menuai reaksi termasuk kritikan dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault.
Adhyaksa heran dengan kebijakan Imam yang dinilainya berlebihan. Ia menegaskan kedatangannya dalam acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada 2013 lalu sudah diklarifikasi.
"Saya ke acara HTI itu tahun 2013, sudah selesai saya jelaskan kok. Kenapa sekarang tiba-tiba seperti ini," kata Adhyaksa saat audiensi dengan redaksi tvOne, Jl Rawa Terate II, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Kamis, 27 Juli 2017.
Dia menegaskan bukan anggota HTI atau simpatisan organisasi massa yang sudah dibubarkan pemerintah tersebut. Penjelasan ini juga sudah disampaikannya kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla hingga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan.
Adhyaksa berharap persoalan ini tak berlarut karena Pramuka akan menggelar acara Raimuna Nasional XI di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, 13-21 Agustus 2017. Acara ini akan diikuti 514 Kwartir Cabang (Kwarcab) dari kabupaten/kota.
"Kenapa dana ditahan pas mau acara begini. Heran saya. Di mana kaitan radikalisme dengan Pramuka ini. Kegiatan Pramuka biasa seperti ini, coba lihat," ujar Adhyaksa sembari memperlihatkan tayangan video kegiatan Pramuka di daerah.
Namun, dia menekankan tak akan gentar terhadap persoalan ini. Dana ditahan tak membuatnya berkecil hati untuk menggelar Raimuna Nasional XI. Apalagi, rencananya acara besar rutin tahunan ini akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
"Pramuka kegiatannya terus lanjut. Saya usahakan. Ini untuk Pramuka kok. Pak Presiden rencananya juga akan hadir dalam Raimuna nanti," kata eks Menteri Pemuda dan Olahraga tersebut.
Salah satu yang diusahakan Adhyaksa antara lain mencari dukungan dana dari sejumlah pihak yang bersedia menjadi sponsor. Terkait hal ini, ia sudah menemui sejumlah pihak antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bahkan, kalau memang diperlukan, ia berani menjual hartanya agar acara Raimuna bisa tetap berjalan.
"Kalau perlu saya jual rumah saya. Sudah, saya usahakan terus, lanjut Raimuna," tuturnya.
Sebelumya, Menpora Imam Nahrawi mengatakan mendalami video yang terdapat pernyataan Adhyaksa terkait dukungan terhadap HTI. Video ini menyebar luas dan mendapat respons masyarakat.
"Kami akan dalami lebih lanjut dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait karena ini menyangkut dua individu. Yakni individu pimpinannya dan lembaga," kata Imam kepada wartawan, Senin 24 Juli 2017.
Langkah pertama yang dilakukan Imam saat ini dengan menahan dana bantuan Pramuka. Dia menuntut penjelasan dari Adhyaksa, baru kemudian bisa menentukan apakah dana bantuan bakal diberikan atau tidak. (one)