Diskusi Sastra Erotika Novelis Anny Arrow Dibatalkan Polisi
VIVA.co.id – Aparat Kepolisian Sektor Banyumanik, Kota Semarang membatalkan acara diskusi buku sastra erotika yang akan digelar di wilayahnya. Diskusi dengan tema "Membaca Enny Arrow" penulis novel ternama itu sedianya digelar pada Senin 25 Juli 2017.
Namun, sebelum acara itu digelar, Kepolisian menyarankan, agar panitia tidak menggelar acara tersebut. Dengan alasan, diskusi buku Enny Arrow itu dianggap mengandung unsur pornografi dan mengandung sesualitas wanita.
Acara diskusi sastra erotika itu diinisiasi oleh Komite Dewan Kesenian Semarang, OpenMind Community serta komunitas Surau Kami. Acara itu rencananya digelar di Kopium Kafe, Jalan Tusam Raya, Kecamatan Banyumanik.
"Kami tidak melarang, tetapi hanya mengimbau jangan digelar di situ. Sampai hari ini, kita juga belum terima izin tertulis dari panitia acara," kata Kapolsek Banyumanik, Komisaris Polisi Retno Yuli, saat dikonfirmasi VIVA.co.id, Sabtu 22 Juli 2017.Â
Belum adanya izin tertulis itu, lanjut Retno, pihaknya mengaku belum tahu detail bagaimana konsep acara diskusi itu. Namun, dari selebaran poster yang tersebar, polisi khawatir acara itu akan membuat kegaduhan di masyarakat.
"Waktu kita datangi di kafe itu kita sebenarnya hanya kegiatan monitoring saja. Kita tanya mau diskusi apa, kan itu selebarannya sudah ramai di medsos. Kalau mengandung unsur pornografi jelas dilarang," tuturnya.
Ia menyebut, tidak memberi ruang bagi kegiatan yang memang berbau pornografi di wilayah hukumnya. "Jadi, seyogyanya (acara) tidak diadakan di wilayah kami," tutur dia.
Atas hal itu, panitia acara mengaku terpaksa membatalkan acara di lokasi tersebut. Namun, panitia menganggap langkah polisi membatalkan acaranya sebagai sikap kesewenang-wenangan tanpa melihat lebih mendalam substansi diskusi.
"Apa boleh buat karena tidak boleh diadakan, maka kami memutuskan untuk menunda acaranya sampai batas waktu tidak ditentukan. Ini kami rasa sangat tidak adil. Polisi hanya melihat sisi pornonya tanpa memandang kekayaan sastranya," kata Sekretaris Dewan Kesenian Semarang, Daniel Hakiki.
Daniel menganggap, diskusi karya sastra novelis Enny Arrow itu digelar bukan untuk menonjolkan sisi pornografinya, namun lebih pada nilai sastranya. Terlebih, diskusi sejumlah buku sastra kerap digelar di kafe tersebut.
"Bukan fokus pada sisi pornonya. Lagian, hal-hal seperti ini kan sering digelar di beberapa tempat di Semarang maupun Yogyakarta," tambahnya. (asp)