Yogyakarta Mulai Krisis Air Bersih

Warga membawa ember berisi air di Desa Curahtatal, Arjasa, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (20/7/2017).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Seno

VIVA.co.id – Tiga kabupaten di Yogyakarta yakni Gunungkidul, Kulonprogo, dan Bantul mengalami krisis air bersih. Tercatat lebih dari 65 ribu warga terdampak bencana ini.

Kendala Damkar Los Angeles Atasi Kebakaran, Kesulitan Air hingga Hidran Kering

Di Kabupaten Gunungkidul, dengan jumlah penduduk terdampak krisis mencapai 45.320 jiwa, laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat upaya pendistribusian air bersih telah dilakukan sementara ini ke tujuh kecamatan.

"Sudah ada 32 desa yang kesulitan air bersih," ujar Kepala BPBD Gunungkidul Budhi harjo, Jumat, 21 Juli 2017.

PNM Tanggap Atasi Krisis Kekeringan di Gili Ketapang, Kirimkan Bantuan 100 Galon Air Minum

Di Kabupaten Kulonprogo, dilaporkan ada 12.721 jiwa yang terdampak bencana ini. Mereka tersebar di sembilan kecamatan. "Kemungkinan kesulitan air bersih akan berlangsung selama empat bulan atau hingga Oktober," ujar Kepala BPBD Kulonprogo Gusdi Hartono.

Baca Juga:

Keren, Ajang Lari Ini Kumpulkan Rp3,2 Miliar untuk Penyediaan Air Bersih di Pelosok Indonesia

Begitu pun di Kabupaten Bantul. Jumlah warga terdampak krisis air bersih sejauh ini tercatat mencapai 7.135 jiwa yang tersebar di dua dusun di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri.

Menurut Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto, dampak krisis air bersih di daerahnya sedikit berkurang di banding tahun sebelumnya. Ini ditengarai oleh adanya program PamSimas yang dikelola masyarakat setempat, termasuk juga penambahan jaringan PDAM.

Dwi optimistis jika bencana kekeringan tahun ini tidak akan meluas meski musim penghujan diperkirakan akan tiba pada bulan Oktober.

"Yang harus diwaspadai adalah adanya angin kencang (musim pancaroba) yuang bisa menumbangkan pohon," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya