HTI Tuding Pemerintah Anti-Islam

Ketua HTI Jawa Barat, Luthfi Afandi, di Kota Bandung pada Rabu, 19 Juli 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adi Suparman

VIVA.co.id - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat menolak keras keputusan pemerintah yang membubarkan organisasi itu. Mereka masih mengamati situasi sebelum menentukan sikap selanjutnya.

Kata Gerindra soal Penghapusan Utang Petani-Nelayan

"Ya, kita lihatlah nanti. Anda bisa lihat sendirilah, (jumlah anggota) alhamdulillah cukup banyak. Saya tidak bisa sebutkan angkanya, yang jelas sangat banyak," kata Ketua HTI Jawa Barat, Luthfi Afandi, di Kota Bandung pada Rabu, 19 Juli 2017.

Menurutnya, imbauan aparat Kepolisian untuk tidak melakukan unjuk rasa kepada HTI sesungguhnya salah alamat. "Polisi mengimbau kami untuk taat aturan, apa yang dilakukan Hizbut Tahrir (yang melanggar)? Enggak ada. Yang jelas, yang kami lakukan sesuai koridor hukum," ujarnya.

Aktivitas Retno Marsudi Usai Tak Menjadi Menlu, Isi Seminar Bicara Pancasila Pemersatu Bangsa

Aktivitas HTI Jawa Barat, Luthfi mengklaim, sesuai peraturan yang berlaku di masing-masing daerah. "Dari awal taat aturan, kok. Di mana aktivitas Hizbut Tahrir yang melanggar hukum? Enggak ada," katanya.

"Ketika pemerintah menghentikan dakwah Hizbut Tahrir, artinya Pemerintah itu anti-Islam. Itu tuduhan, buktikan bahwa berseberangan dengan Ideologi (Pancasila). Pemerintah bisa menuduh rakyatnya, rakyat pun bisa menuduh Pemerintah," ujar Luthfi. (ase)

Tindak Pidana Ideologi Negara dalam KUHP Dinilai Harus Diatur Lebih Lanjut, Ini Alasannya
Warga menentukan pilihannya dalam Pilkada. (ilustrasi)

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan bahwa Pemerintah harus mengantisipasi penyebaran paham khilafah di tengah perhelatan Pilkada 2024.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024