Pengajar Harus Berperan Aktif Cegah Bullying
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta para guru untuk ikut berperan aktif dalam mengatasi perilaku bullying yang menimpa kalangan remaja. Peran pengajar, dianggap penting mencegah terjadinya aksi bullying.
"Perlu ada penetrasi dari para guru karena bullying tidak hanya secara fisik ke fisik, tapi bisa lewat SMS (short message services). Jangan anggap enteng," kata Khofifah di Jakarta, Minggu, 16 Juli 2017.
Dia menyebut, hampir 40 persen aksi bullying, dilakukan oleh anak-anak sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah pertama (SMP). Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu tak memungkiri, peran guru dalam mencegah bullying masih kurang.
Padahal menurut Khofifah, aksi bulllying tidak bisa dianggap sebelah mata. Sebab berdasarkan catatannya, ada beberapa anak yang justru memilih mengakhiri hidupnya karena tak tahan selalu menjadi korban bullying.
“Jadi jangan dianggap enteng. Suicide bullying itu kerap terjadi. Kita butuh kesetaraan dan itu sangat penting,” katanya.
Sebagai informasi, kasus bullying lagi-lagi terjadi. Dalam sebuah akun @thenewbikingregetan di Instagram, ada unggahan sebuah video menampilkan tindakan bullying kepada mahasiswa berkebutuhan khusus di Universitas Gunadarma.
Dalam unggahan video itu, nampak sosok mahasiswa itu ditarik dari belakang oleh seorang mahasiswa semester tiga Jurusan Teknologi Informasi. Mahasiswa lainnya ikut berkumpul dan hanya tampak menyaksikannya, tidak mencoba mencegah hal tersebut terjadi.
Pihak Universitas Gunadarma pun menegaskan akan menyiapkan hukuman yang setimpal atas kasus yang mencoreng nama kampus. Selain itu, bullying juga menimpa remaja putri SMP oleh teman-temannya. Remaja putri tersebut selain dijambak, juga dipukuli dan disuruh mencium tangan serta kaki pelaku.