Madura Berduka, Dua Kiai Kharismatik Wafat di Hari yang Sama
- Nur Faishal/Surabaya/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Warga Nahdlatul Ulama, terutama Madura, Jawa Timur, berduka. KH Ahmad Basyir Abdullah Sajjad, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, wafat pada Sabtu sehabis subuh, 15 Juli 2017.
Di waktu hampir bersamaan, KH Abdul Mannan Fadoli, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Qulub, Kecamatan Polagan, Kabupaten Pamekasan, juga dikabarkan meninggal dunia. Kiai Mannan dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu pagi sekira pukul 06.00 WIB.
Informasi meninggalnya Kiai Basyir tersiar melalui berbagai grup WhatsApp (WA) dan media sosial sejak sekira pukul 06.00 pagi. Beberapa saat kemudian, kabar duka wafatnya Kiai Mannan menyusul tersiar di grup-grup WA dan media sosial. Serentak banyak nahdliyin dan warga di luar NU mengucapkan belasungkawa.
Dua ulama itu ialah pemimpin tertinggi NU di kabupaten masing-masing. Kiai Basyir menjabat Rais Syuriah NU Sumenep. Dia adalah ayah dari Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Abdul A'la. Sementara Kiai Mannan adalah Rais Syuriah NU Pamekasan.
Informasi diperoleh menyebutkan, Kiai Basyir meninggal dunia pada usia 80. Sebelum menghembuskan napas terakhir, dia dirawat di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Belum diperoleh keterangan penyakit apa yang menyerang Kiai Basyir. Putra almarhum, Abdul A'la, belum merespons ditanya VIVA.co.id melalui pesan singkat.
Bukan hanya warga Madura yang berduka atas meninggalnya kiai sepuh di Madura itu. Warga NU se Jatim ikut bersedih. "PWNU kehilangan dengan 'kapundutnya' dua kiai besar kita di Sumenep dan Pamekasan," kata Sekretaris PWNU Jawa Timur, Akhmad Muzakki.
Di mata warga NU, terang Zakki, Kiai Basyir dan Kiai Mannan mengajarkan tentang komitmen pengabdian ketulusan yang luar biasa untuk kemajuan pendidikan dan sosial. "Semoga ilmu dan amaliyah kedua beliau bisa terus kita lanjutkan," ujarnya. (mus)