Kampus Diklaim Wadah Potensial Pengembangan Paham Radikal
- VIVA.co.id/Adi Suparman
VIVA.co.id – Seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia berpotensi menjadi wadah pengembangan paham radikal.
Hal ini dikemukakan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir ketika di Universitas Padjajaran Bandung, Kamis, 13 Juli 2017.
"Kampus itu kumpulan anak muda, tempat pengembangan ilmu pengetahuan," ujarnya. "Kami belum melihat secara nyata tapi potensi sangat tinggi."
Umumnya, kata Nasir, penyebaran paham radikal ini kerap dimanfaatkan lewat modus kajian ilmu pengetahuan yang diselenggarakan kelompok radikal, khususnya terkait kajian keagamaan.
"(Karena itu) Jangan sampai kampus jadi pusat radikalisme," katanya.
Atas itu, Nasir berharap agar seluruh kempus untuk aktif menanamkan paham ideologi Pancasila kepada mahasiswanya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan bahwa saat ini sistem informasi di dunia kampus harus menjadi perhatian kementerian meski kondisi aktivitas sepenuhnya menjadi wewenang masing-masing rektor.
"Terbukanya sistem kampus, terutama terhadap teknologi internet (mahasiswa) belajar dari manapun, ini yang menjadi konsen kita. Teknologi seperti pedang bermata dua, bisa positif, bisa negatif. Kita coba memitigasi yang negatifnya," katanya.