Budi Waseso Mengaku Lelah Jadi Kepala BNN
- Purna Karyanto
VIVA.co.id – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso, mengungkapkan kejenuhan memimpin BNN. Menurutnya, selama ini dia bekerja di BNN seperti bergerak sendiri dalam memberantas dan mencegah peredaran narkoba.
"Kalau dibilang saya lelah, iya saya lelah, karena saya bekerja sendiri, tabrak-tabrakan sendiri. Tapi ya sudah, itu kewajiban saya. Tapi ada faktor jenuh lelah makanya saya pikir gantian saja lah jadi kepala BNN," kata pejabat yang akrab disapa Buwas itu di Jakarta, Selasa 11 Juli 2017.
Ia pun menuturkan, menjadi kepala BNN merupakan pekerjaan yang tidak nyaman dan tidak enak. Namun, ia menegaskan, sebagai pejabat dirinya tetap menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
"Saya katakan tidak nyaman dan enak kerja di BNN. Saya capek kerja disini. Tapi saya abdi negara dan tugas. Kalau dalam agama ini namanya jihad. Abdi tidak boleh menuntut. Tapi bekerja pengabdian nothing to lose. Kalau kita perang disuruh pakai ketapel tapi sekarang perangnya sekarang pakai senjata, yaudah kita jalanin," ujarnya.
Menurutnya, selama ini pencegahan dan pemberantasan narkoba di Indonesia belum maksimal. Ia juga menyoroti fasilitas dan pendanaan yang tidak mendukung dalam kinerja BNN.
Selain merasa lelah, ia pun menyampaikan tahun 2017 merupakan tahun terakhir dirinya menjabat kepala BNN. Sebab pada tahun 2018 dirinya memasuki masa pensiun.
"Kan tahun depan saya pensiun. Saya kira kepala BNN terbatas dan itu perintah presiden. Ada masa bakti dan waktunya. Saya kan batasnya maksimal pastikan selesai dan ada pengganti saya. Harapan saya kedepan yang pimpin BNN lebih bagus 100 kali lipat supaya masalah narkotika selesai," katanya.
Sebelum menjabat kepala BNN sejak September 2015, Buwas merupakan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Dia saat itu “tukar posisi” dengan Komjen Pol Anang Iskandar, yang menjadi Kabareskrim dan kini telah diganti.
Tukar jabatan itu sempat mengundang tanda tanya. Sebab pergeseran Buwas terjadi setelah dia memimpin penggeledahan atas Kantor PT Pelindo II.
Direktur Utama PT Pelindo II saat itu, RJ Lino, sempat meradang lantaran kantornya “diobok-obok” tim penyidik Bareskrim Polri. Dia lalu mengadu ke Menko Perekonomian sekaligus Kepala Bappenas saat itu, Sofyan Djalil, dan mengancam akan mundur karena tidak terima dengan model penggeledahan tersebut.
Selain itu, Buwas dikenal kontroversial lantaran saat menjabat Kabareskrim menangkap dan memidanakan dua pimpinan dan seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, serta Novel Baswedan pada tahun 2015. (ren)