Menteri Agama Lepas 136 Hafiz Alquran Belajar ke Turki
- Istimewa
VIVA.co.id – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama bekerjasama dengan Yayasan Pusat Persatuan Kebudayaan Islam Turki (UICCI-United Islamic Culture Centre of Indonesia) kembali mewisuda sebanyak 136 santri penghafal Alquran (Hafiz Alquran).
Para hafiz Alqur'an dari Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah di Indonesia dilepas oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk melanjutkan pendidikan beasiswa di Turki.
"Ini tahun ke 10 kita bekerjasama bagaimana mendidik mempersiapkan generasi muda tidak hanya menebarkan nilai kebaikan ajaran agama sekaligus ikut membantu peradaban dunia," kata Lukman Hakim Saifuddin di kantor Kementerian Agam, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Juli 2017.
Lukman menjelaskan, bahwa para santri hafiz Al-quran yang akan belajar ke Turki tidak hanya mendalami ilmu Alquran saja tapi ilmu ke-Islaman secara keseluruhan.
"Tentu setelah mereka kembali ke masyarakat mereka mampu mengajarkan agama Islam sebagaimana mestinya sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamien.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, menambahkan kerjasama antara Kemenag dengan UICC merupakan wujud komitmen untuk mencetak kader kiai dan ulama yang mempunyai kapasitas pemahaman Alquran secara mumpuni.
Menurut Kamaruddin, sesuai dengan nota kesepahaman bersama atau MoU dari kedua belah pihak, santri program ini akan mengikuti pembelajaran selama dua tahun di pesantren Sulaimaniyyah.
"Setelah itu dilakukan seleksi ulang terhadap mereka untuk menentukan siapa yang akan lanjut belajar di Turki selama dua tahun," kata Kamaruddin.
Kerjasama ini tambah Kamaruddin, sudah berjalan tujuh tahun. Tercatat, hingga tahun 2017 ini jumlah pesantren Sulaimaniyyah di Indonesia sebanyak 29 pesantren dengan jumlah santri 1.700 santri.
"Dari jumlah itu, santri yang sedang belajar di Turki 325 santri. Selain itu, 120 santri sudah selesai dari Turki dan sekarang tersebar di pesantren Sulaimaniyyah di Asia Pasifik," ujarnya.
Hal senada juga diungkap oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ahmad Zayadi. Dia menuturkan, bahwa program ini merupakan komitmen dari Ditjen Pendidikan Islam-Indonesia sebagai destinasi pendidikan Islam dunia ke depan.
Kementerian Agama RI sejak tahun 2015 ini telah menetapkan program 10.000 hafiz dan hafizoh Alquran pada pondok pesantren.
"Program tahfiz diselenggarakan di sejumlah pondok pesantren di Indonesia dan Turki. Diharapkan setiap peserta tahfidz dalam kurun dua tahun mampu menuntaskan hafalan Alqur'an 30 juz dan pemahaman keagamaan yang baik," tutur Ahmad Zayadi.
Selain program tahfidz, Kementerian Agama mencanangkan program 5.000 doktor pada perguruan tinggi keagamaan Islam. Program ini didedikasikan untuk para calon dosen pada perguruan tinggi keagamaan Islam untuk menuntaskan jenjang studi S3 pada sejumlah perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.