Kalau Palangkaraya jadi Ibu Kota RI, Bagaimana Listriknya?
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah menjadi salah satu daerah yang disebut-sebut menjadi lokasi baru ibu kota negara bila pemerintah pusat jadi pindah dari Jakarta. Kalau memang terealisasi, lalu bagaimana kesiapan pasokan listrik di kota itu?
Menurut Kepala Satuan Unit Komunikasi Korporat PT Perusahaan Listrik Negata (PLN), I Made Suprateka, Palangkaraya masih surplus listrik. Dengan total daya listrik tersedia di Palangkaraya mencapai 692 Mega Watt, beban puncak penggunaan listrik di daerah itu baru mencapai 583 MW.
"Jadi masih ada cadangan 109 MW. Kita (PLN)siap untuk melistriki (pemindahan ibu kota)," ujar Suprateka.
Apalagi, menurut dia, Kalimantan termasuk penghasil batubara yang cukup besar. Sebanyak 80 persen bahkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor..
Sementara terkait dengan bentuk teknis penyediaan listrik, menurut Suprateka, untuk membangun sarana prasarana masih terbilang relatif singkat, apalagi kalau cuma memanfaatkan ketersediaan listrik yang ada di Palangkaraya.
"Misalnya mau 500 MW saja, itu bisa pakai MPP (Mobile Power Plan), itu 7 bulan jadi. Kalau PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) itu juga 7 bulan, tapi kalau PLTU (Uap) itu 3 tahun 4 tahun, kalau PLTA (Air) itu akan lebih lama lagi, bisa sampai 5 tahun," ujarnya. (ren)