Penerbangan di Makassar Diganggu Teror Sinar Laser
- sandia.gov
VIVA.co.id – Langit di sekitar Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar kian membahayakan bagi penerbangan. Pekan ini saja sudah 15 pilot melaporkan adanya serangan sinar laser saat pesawat mereka hendak mendarat.
Terparah terjadi pada Selasa malam, 4 Juli lalu. Tujuh pilot diteror oleh penyalahgunaan sinar laser, yang sengaja diarahkan ke badan pesawat saat hendak mendarat.
Berdasarkan data Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) Perum Lembaga Navigasi Penerbangan Indonesia, tujuh pesawat itu yakni maskapai Sriwijaya 726 dari Bali, Lion Air 640 dari Yogyakarta, Batik Air 6231 dari Palu, Batik Air 6183 dari Jayapura, Garuda 620 dari Jakarta, Lion Air 740 dan Citilink 612 masing-masing dari Surabaya.
Kemudian, Jumat malam, 7 Juli 2017, sebanyak empat pilot melaporkan adanya serangan laser. Empat pesawat yang mendapatkan teror serangan laser yakni Lion Air 777, Sriwijaya Air 726, Batik Air 6183, Citylink 612 dan Lion Air 640.
Serangan terhadap empat pesawat itu bahkan diketahui bersumber dari arah yang sama. Laporan masing-masing pilot menyebut, laser mengenai bagian kanan badan pesawat.
"Selasa lalu, ada tujuh laporan yang kami terima. Kemudian besoknya ada tiga laporan, kemudian Jumat malam tadi ada lima laporan serangan laser. Total ada 15 serangan," ungkap General Manager MATSC Perum LPPNPI (Airnav Indonesia), Novy Pantaryanto, Jumat malam, 7 Juli 2017.
Menurut Novy, kondisi ruang udara di Makassar semakin memprihatinkan atas adanya tindakan tidak bertanggung jawab tersebut. Bahkan, Novy menyebut Kota Makassar sebagai daerah yang paling banyak mendapatkan serangan laser dari 220 bandara yang diawasinya.
"Dari 220 Bandara yang kami awasi, Makassar peringkat pertama untuk ruang udara yang paling banyak mendapatkan serangan laser. Memang (serangan laser) juga ada di Batam, Bali, dan Singapura tapi jumlahnya tidak sebanyak di Makassar," kata Novy.
Ia mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Juli tahun ini, Pilot yang mendapat serangan laser saat hendak mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sudah mencapai 50 kali.
"Selama 2017 ini, sampai 50 serangan. Tapi tidak setiap hari, ada yang kosong, ada satu laporan, ada dua. Malam terakhir saja ini kami temukan laporan ada lima pesawat dari titik yang sama," bebernya.
Butuh Bantuan Pemerintah
Menurut Novy, langkah pencegahan terhadap keselamatan penerbangan harus dilakukan secara bersama oleh seluruh pihak terkait. Tidak terkecuali bagi pemerintah kota dan daerah.
Untuk itu, pihak MATCS AirNav telah melayangkan surat ke sejumlah pemerintah kota dan daerah. Di antaranya, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan, Pemerintah Kota Makassar, Pemerintah Kabupaten Maros dan Pemerintah Kabupaten Gowa.
"Semua daerah, kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan Bandara Sultan Hasanuddin, kita surati untuk meminta bantuan terkait sosialisasi surat edaran Mendagri nomor 553/2443/SJ dan nomor 553/2444/SJ tanggal 29 Mei 2017 tentang Pengelolaan Kawasan di Sekitar Bandara dalam Rangka Menjamin Keselamatan Penerbangan," ujarnya.
Ia menjelaskan, ada tiga poin penting dalam surat tersebut. Pertama, membantu penertiban penjualan laser. Kedua, membantu melakukan sosialisasi di tingkat sekolah tentang bahaya penyalahgunaan laser.
"Karena mayoritas anak-anak yang bermain," ucapnya.
Ketiga, usulan pembuatan Peraturan Daerah. Perda itu, kata dia, supaya ada regulasi, mengenai syarat khusus sebelum laser dapat diperjualbelikan secara bebas di masyarakat.
"Laser sekarang sangat banyak yang jual. Di jual bebas, bahkan di jual di tepi jalan saja itu sudah banyak bisa kita temui. Seharusnya ada ketentuan penggunaan supaya tidak disalahgunakan yang berdampak pada keselamatan penerbangan," ujarnya. (ren)