Pengemudi: Angkot AC Bikin Boros Bahan Bakar
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kota Semarang mengaku keberatan dengan rencana pemerintah mewajibkan penggunaan pendingin udara (AC) pada angkutan umum.
"Angkot kecil kalau pakai AC ya repot banget. Karena setiap 100 sampai 200 meter selalu berhenti menaikkan atau menurunkan penumpang. Kalau jarak dekat, mana mau penumpangnya bayar lebih," ujar seorang sopir angkot, Slamet, Jumat, 7 Juli 2017.
Menurut Slamet, penggunaan AC pada angkutan umum hanya membuat bahan bakar menjadi boros. Akibat itu, maka akan berimbas pada semakin berkurangnya pendapatan para sopir yang kini sudah tercekik oleh maraknya angkutan berbasis jaringan (online).
"Ketimbang menerbitkan aturan yang menyusahkan kami, lebih baik dirangkul saja biar trayeknya tetap hidup," ujarnya.
Timbul Nugroho, sopir angkot lain menyebut, beberapa trayek angkot di Semarang kini nyaris lenyap, karena tak bisa mencapai target setoran. Sejumlah trayek itu antara lain seperti trayek Kedungmundu, Ngesrep-Ungaran, dan rute lain.
"Sudah pendapatan turun 70-80 persen, kami tidak dilindungi pula. Nasib kami jadi ngenes. Pendapatan kami sehari saja hanya Rp40 ribu bersih. Kok semakin sulit aturannya," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah mematok hingga Februari 2018 seluruh angkutan umum wajib menggunakan pendingin udara di kendaraannya.
Kebijakan tercantum dalam Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek
“Kami ingin angkutan umum itu nyaman dan kompetitif," tutur Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu, 1 Juli 2017.
1. Sesuai Permenhub 29/2015, kami mendorong angkutan umum gunakan pendingin ruangan (AC) pd 2018 sbg bentuk peningkatan layanan masyarakat pic.twitter.com/2T0UXfmxt1
— Budi Karya Sumadi (@BudiKaryaS) 2 Juli 2017
2. Angkutan umum akan diminati apabila level of servicenya bagus. Tidak ada kata terlambat, Permenhub 29 terbit 2015 tp diberlakukan 2018
— Budi Karya Sumadi (@BudiKaryaS) 2 Juli 2017
3. Kami ingin peningkatan level of service bisa segera dilakukan. Pemilik angkot jg harus senantiasa meningkatkan aspek keamanan masyarakat pic.twitter.com/3FRfMKwV19
— Budi Karya Sumadi (@BudiKaryaS) 2 Juli 2017
4. Kami tahu sebagian angkot kurang memenuhi syarat. Ke depan, level of safety ini harus dipenuhi, dari rem, klakson hingga sabuk pengaman pic.twitter.com/cpi5NNTq5S
— Budi Karya Sumadi (@BudiKaryaS) 2 Juli 2017
5. Soal tarif, nanti akan ada penyesuaian sejalan dg peningkatan pelayanan. Penggunaan AC menambah bahan bakar, shg perlu penyesuaian tarif pic.twitter.com/aj36LWN9m0
— Budi Karya Sumadi (@BudiKaryaS) 2 Juli 2017