Ketika Jokowi Pernah Gerah Disebut Ndeso

Presiden Joko Widodo bersama keluarga berlibur ke Ragunan saat libur idul fitri 2017
Sumber :
  • ANTARA / Wahyu Putro A

VIVA.co.id – "Orang berpikir wajah saya wajah kampung, kemudian melecehkan, wajah ndeso. Mereka pikir saya ini bodoh. Saya enggak sombong, wajah ndeso tapi otak internasional," ujar Jokowi tiga tahun silam dalam sebuah tatap muka di hadapan pendukungnya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Jokowi dan Kaesang Turun Gunung 'Kampanyekan' Paslon Respati-Astrid di Pasar Klitikan Solo

Saat itu, Jokowi sedang bersiap menggalang dukungan menuju Pemilihan Presiden yang digelar pada 9 Juli 2014. Orasi politik di tanah Dayak itu, Jokowi terlihat didampingi oleh Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kalimantan Barat, Cornelis, dan anggota DPR RI dari Komisi IX, Karolin Margret Natasa.

Tiga tahun lalu itu, Jokowi mengakui kegerahannya soal istilah 'ndeso'. Menurutnya, istilah itu dianggap melecehkan orang desa.

Kaesang Targetkan Herman Deru Dapat Menang Telak di Pilkada Sumatera Selatan

Awalnya, kata Jokowi, ia mengabaikan sebutan ndeso itu disematkan kepadanya. Namun lama kelamaan, ungkapan ndeso itu mulai melecehkan dan membuat Jokowi habis kesabaran.

"Saya sabar, yang disabari enggak tahu. Malah keterusan mengejek (ndeso). Sabar ada batasnya," kata Jokowi saat itu. (Baca: Joko Widodo Gerah Terus-terusan Disebut Ndeso)

Blusukan ke Pasar Badung Bareng Cagub Bali, Kaesang: Saya Titip Pilih yang Gundul

PDIP Gelar Syukuran di Hari Pertama Kampanye Pilpres

FOTO: Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2014

Meski begitu, kegerahan Jokowi akhirnya membuahkan hasil. Pilpres 2014 yang diwarnai banyak hal kontroversial tetap mengantarkan Jokowi dan Jusuf Kalla yang mendampinginya sebagai wakil presiden jadi pemenang.

Jokowi-JK mampu meraup suara 53,15 persen mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang hanya bisa mengumpulkan 46,85 persen.

Jokowi, Presiden 'ndeso' itu resmi memimpin Indonesia hingga akhir periode 2019 dan menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia ketujuh.

Kasus Ndeso Kaesang

Kaesang Pangarep.

FOTO: Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo

Di luar itu, baru-baru ini istilah ndeso kembali populer. Ini ditengarai oleh laporan terhadap Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi.

Kaesang dituduh melakukan pelecehan dan ujaran kebencian lantaran mengucap ndeso dalam sebuah video yang diunggahnya di akun Youtube.

Laporan perkara ndeso ini dibuat oleh Muhammad Hidayat, warga Bekasi yang belakangan diketahui memiliki status tersangka atas tindakan penghinaan terhadap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan.

Dalam aduannya, Hidayat menyebut bahwa putra presiden menyebarkan kebencian yang berbau SARA. "Hate Speech," ujar Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Hero Hendiarto Bachtiar, Rabu, 5 Juli 2017.

Dan sejak itu, istilah ndeso populer lagi. Di linimassa Twitter, kata ndeso langsung memuncaki perkapan pengguna jejaring sosial.

Beberapa mendukung Kaesang dan menganggap bahwa apa yang diunggah putra presiden tak ada ujaran kebencian, dan lainnya menilai bahwa itu bermasalah.

Sejauh ini, kepolisian memastikan bahwa laporan ndeso itu tidak akan dilanjutkan oleh penyidik. Tudingan Hidayat kepada Kaesang bahkan dianggap mengada-ada.

"Itu (laporan ndeso) mengada-ada. Enggak ada kaitannya sama sekali (dengan ujaran kebencian)," ujar Wakil Kapolri, Komjen Pol Syafruddin, empat hari usai laporan terhadap Kaesang diterima Polres Bekasi.

Atas itu, kepolisian memastikan bahwa laporan itu tidak akan diproses. "Tidak ada unsur (pelanggaran). Tidak ada proses," ujarnya.

Apa pun itu, kini kata ndeso merebak luas di publik dan jejaring sosial. Entah bagaimana respons Jokowi soal melambungnya kembali istilah ndeso ini. Yang pasti, ndeso telanjur menjadi ungkapan sindiran sekaligus guyon yang populer justru dari dalam istana. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya