Pernah Pimpin Jakarta, Alasan Jokowi Mau Pindahkan Ibu Kota

Figur Lilin Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Setpres-Laily Rachev

VIVA.co.id – Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengklaim sangat serius ingin memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke daerah lain. 

Dasco Benarkan Keppres Pemindahan Ibu Kota Negara ke IKN Bakal Diteken Prabowo

Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, mengatakan, Presiden Jokowi menginginkan pengganti Jakarta dipilih di luar Pulau Jawa. 

"Memang Pak Presiden pernah juga melontarkan ide soal pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke luar Jawa," kata Teten, ditemui di kantornya, Gedung Bina Graha kompleks Istana, Jakarta, Jumat 7 Juli 2017. 

Alasan Jokowi Belum Teken Keppres Pemindahan IKN: Tunggu Semuanya Siap

Presiden Jokowi, menurut Teten, sudah merasakan langsung bagaimana susahnya membangun Jakarta. Persoalan yang ada di Jakarta, menurut Jokowi terlalu krodit. 

"Karena pengalaman beliau (Presiden Jokowi) di DKI. Beliau menyampaikan susah sekali membenahi kota Jakarta ini. Ongkos terlalu mahal, bukan hanya biaya ya tapi ongkos politik, ongkos sosial," jelas Teten. 

Ada Seremonial Khusus saat Jakarta Ganti Nama dari DKI Menjadi DKJ di Bulan Agustus

Dari segi pemerataan pembangunan, menurutnya tepat kalau Ibu Kota negara dipindahkan ke luar Jawa. Sebab Jakarta bukan hanya kota pemerintahan tapi juga menjelma menjadi kota industri dan perdagangan. 

"Dan di banyak negara memang dipisahkan kota industri dagang dengan kota pemerintahan," katanya.

Kabar yang beredar, salah satu opsinya adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Teten menyebutkan, Kalimantan memang cukup tepat, namun apakah Palangkaraya atau kota lain, tidak disebutkan spesifik. 

"Ya kan ada banyak alternatif misalnya Kalimantan daerahnya masih luas tidak ada gempa. Saya kira bagus. Kalau dari segi pembiayaan bisa dicarikan alternatif skema pembiayaan," jelas dia. 

Hanya saat ini, memang masih terus diperdalam kajiannya. Termasuk melihat negara-negara lain yang juga sukses seperti Australia, Amerika Serikat dan yang lainnya. 

"Saya kira itu wacana yang bisa terus didalami, diperkaya. Saya kira beban Jakarta ini terlalu berat karena kota dagang tapi kota pemerintahan juga," jelas Teten. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya