Misteri Gunung Butak, Lokasi Jatuhnya Heli Basarnas

Kawasan Gunung Butak dilihat dari Desa Canggal Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Gunung ini menjadi lokasi jatuhnya helikopter Basarnas, Rabu (5/7/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Gunung Butak di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah sepekan terakhir ramai diperbincangkan publik. Maklum, kawasan inilah yang menjadi lokasi jatuhnya helikopter Basarnas.

Helikopter Tempur Iran Jatuh, Jenderal Garda Revolusi-Pilot Tewas

Nama Gunung Butak, sebelumnya memang tidak populer dibanding dua gunung besar di sekitarnya, yakni Gunung Sindoro dan Sumbing. Gunung kecil yang konon sebagai anak Gunung Sindoro itu bahkan jarang diketahui masyarakat.

Belum adanya catatan khusus tentang bagaimana sejarah gunung tersebut terbentuk, membuat gunung Butak masih misterius. Selain itu, Gunung Butak juga belum dikenal menjadi obyek wisata atau jalur pendakian.

Kepala Polisi El Salvador Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Bagi warga Desa Canggal, perbukitan Gunung Butak telah menjadi ladang kehidupan mereka. Setiap hari aktivitas pertanian, seperti bercocok tanam tembakau atau pun sayur-mayur. Kawasan hutan Gunung Butak juga kerap dijadikan warga untuk mencari kayu bakar dan rumput untuk ternak.

"Gunung Butak memang tidak terlalu tinggi. Warga sini sudah biasa aktivitas di hutan gunung," kata Jayen Kurniawan, seorang warga Canggal, Bulu kepada VIVA. co.id, Rabu, 5 Juli 2017.

Polda Bali Masih Investigasi Ungkap Insiden Helikopter Jatuh Terlilit Tali Layangan

Tragedi adanya helikopter jatuh di Gunung Butak, menurut Jayen, memang baru sekali ini terjadi. Sebelumnya, helikopter juga kerap melintas di kawasan gunung. Warga mengenal helikopter itu dari sebuah perusahaan rokok ternama yang memang sedang melakukan pantauan udara ladang tembakau di kawasan itu.

"Biasanya jelang musim panen tembakau helikopter kerap terlihat. Saat kejadian kemarin, kita tahunya helikopter yang mantau tembakau," katanya.

Jayen menyebut, pihak kelurahan sudah berencana menjadikan kawasan Gunung Butak sebagai destinasi wisata alam. Sebab potensi kawasan itu sebenarnya bagus untuk pendakian. Mulai dari adanya air terjun bernama Setieng setinggi 100 meter serta pemandangan indah di puncak gunung.

Selain air yang masih jernih, lokasi air terjun juga cukup asri, tepat di belakang perkampungan. "Tapi belum terealisasi karena infrastrukturnya butuh biaya banyak. Kata perangkat desa sudah diusulkan ke pemerintah," ujarnya menambahkan.

Simpan Misteri

Tim gabungan melakukan proses evakuasi helikopter Basarnas yang mengalami kecelakaan di gunung Butak Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng. Evakuasi bangkai helikopter akan memakan waktu2-3 hari karena harus dipotong-potong.

FOTO: Tim gabungan (SAR, Polisi, TNI, dan relawan) melakukan proses evakuasi helikopter Basarnas yang mengalami kecelakaan di gunung Butak Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng, Selasa (4/7/2017).

Suseno, warga lainnya menyebut, kawasan di puncak Gunung Butak memang masih asri. Hanya warga sekitar gunung yang kerap memanfaatkan hutan di sana. Masih terjaganya hutan di Gunung Butak memang menyimpan banyak misteri dan fenomena langka.

Salah satunya, pengalaman warga kerap melihat sejumlah binatang liar yang hidup di kawasan hutan. Seperti masih adanya harimau, babi hutan, ular serta binatang buas lain.

"Tapi memang tak pernah mengganggu warga. Saya juga pernah sekali lihat harimau hitam. Waktu itu saya sedang cari rumput. Ada juga yang kerap melihat babi hutan tapi warnanya putih," ujar Suseno.

Terkait kabut pekat di Gunung Butak, warga Desa Canggal memang telah akrab dengan hal itu. Namun, tidak setiap hari kabut pekat selalu menyelimuti kawasan perbukitan tersebut. Termasuk saat insiden helikopter Basarnas yang jatuh pada Minggu, 2 Juli 2017.

"Saat heli itu menabrak tebing di kawasan hutan Mlowo, kabut tebal itu hanya beberapa menit. Saya kebetulan orang yang pertama sampai di lokasi kejadian," ujar pria 27 tahun itu. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya