Mengantuk, Jadi Faktor Dominan Terjadinya Kecelakaan
- twitter.com/TMCPoldaMetro
VIVA.co.id - Kepolisian Polda Metro Jaya telah melaksanakan Operasi Ramadaniya 2017. Operasi yang digelar sejak 19 Juni hingga 3 Juli 2017 ini mencatat terjadi tren penurunan angka kejadian kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2017, sebanyak 95 kejadian atau turun 28 persen.
Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum (Bin Gakkum) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Budiyanto mengatakan, dari 95 kejadian kecelakaan tersebut, penyebab terjadi didominasi karena mengantuk.
"95 kejadian terjadi akibat mengantuk dan lelah," ujar Budiyanto dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Rabu 4 Juli 2017.
Ia menjelaskan, untuk jenis kecelakaan pada tahun 2017 adalah kasus tabrak lari, dimana sebanyak 27 kejadian kecelakaan tabrak lari. "Tapi angka tabrak lari menurun 10 persen. Tahun 2016 sebanyak 30 kasus tabrak lari," ujarnya.
Kemudian, berturut-berturut jenis kecelakaan pada tahun 2017 yang terbanyak adalah tabrak samping-samping sebanyak 21 kasus, tabrak pejalan kaki 15 kasus, tabrak depan-belakang 14 kasus dan tabrak depan-samping 9 kasus "Lalu kecelakaan tunggal sebanyak 7 kasus dan depan-depan satu kasus serta tabrakan beruntun juga satu kasus," ucapnya.
Selanjutnya, berdasarkan usia pelaku yang terlibat kecelakaan, tercatat usia rentan 21-25 tahun paling banyak mengalami kecelakaan, yakni sebanyak 18 orang.
"Rentan usia 26-30 tahun sebanyak 11 orang, usia 41-45 sebanyak 10 orang, 16-20 tahun sebanyak 8 orang, usia 31-35 tahun sebanyak 6 orang, usia 36-40 tahun dan usia 46-50 tahun 5 orang, usia 51-55 tahun sebanyak 4 kasus dan usia 56-60 sebanyak 1 orang. Total sebanyak 68 pelaku yang terlibat dalam kecelakaan atau turun 33 persen dari tahun 2016 yang berjumlah 103 pelaku," ujarnya.
Sedangkan untuk usia korban kecelakaan lalu lintas, kata Budiyanto, juga mengalami penurunan. Tahun 2016 sebanyak 175 orang menjadi korban. Tahun ini turun sebesar 133 orang atau turun 24 persen. (mus)