Mesin Heli Basarnas Bagian Tersulit Dievakuasi
- ANTARA FOTO/Anis Efizudin
VIVA.co.id – Proses evakuasi bangkai helikopter Basarnas yang jatuh di Gunung Butak, Kabupaten Temanggung masih terus dilakukan hingga hari keempat, Rabu, 5 Juli 2017.
Guna mempermudah evakuasi, tim gabungan yang dipimpin Basarnas Special Group (BSG) akan memotong-motong badan pesawat untuk dibawa menuruni gunung.
Kepala Seksi Operasi dan Komunikasi Basarnas Pusat, Agus Tamim mengatakan, bagian tersulit evakuasi bangkai pesawat adalah bagian mesin helikopter. Bagian penting dari heli Dauphin itu memiliki bobot mencapai 200 kilogram.
"Hingga saat ini belum ada keputusan bagaimana mengangkut barang dengan beban paling berat tersebut. Mungkin kami angkat dengan helikopter juga," kata Agus.
Agus mengatakan, proses evakuasi total bangkai pesawat dilakukan dengan memotong pesawat itu. Pemotongan menyasar bodi pesawat dan mesin dengan teknik khusus. Setelah itu, tim SAR akan memanggul potongan heli itu melalui darat dengan menuruni gunung.
"Ada bodi pesawat yang boleh dan tidak boleh dipotong. Tapi ini harus hati-hati, karena risiko safety kita dan alat pemotong yang berat," katanya.
Tim Menginap
Guna mempersiapkan pemotongan bodi pesawat, tim khusus Basarnas bahkan harus menginap di lokasi malam tadi. Tim khusus tersebut menginap di gunung untuk mematangkan proses evakuasi total heli hari ini.
"Anggota tim BSG menginap di atas gunung untuk mempersiapkan kegiatan (evakuasi)," kata Agus.
Pada evakuasi Selasa, 4 Juli 2017, Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas, Marsekal Pertama Wahyu A Djaja juga turut naik ke lokasi kejadian. Saat menuruni gunung, ia bersama potensi SAR lain turut membawa sejumlah pecahan pesawat. Serpihan itu dimasukkan dalam sebuah kantong dan diangkut oleh regu Basarnas.
"Ada satu pintu dan barang pecah-pecahan kecil. Ini kami bawa ke Jakarta, " katanya.
Insiden jatuhnya helikopter Dhaupin milik Basarnas Jateng di Gunung Butak terjadi pada Minggu, 2 Juli 2017 pukul 16.00 WIB. Helikopter yang ditumpangi delapan orang anggota Basarnas itu berangkat dari Gringsing dan hendak menuju Dieng terkait evakuasi korban letusan Kawah Sileri.
Namun, sampai di langit Temanggung, yakni di atas Gunung Butak, helikopter oranye itu terbang rendah dan menabrak tebing gunung di tengah pekatnya kabut. Seluruh penumpang helikopter tersebut tak selamat dengan badan helikopter nyaris hancur.