Polisi Telisik Aliran Dana ke Teroris Medan
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA.co.id – Kepolisian melakukan pengusutan aliran dana terhadap kedua terduga teroris yang melakukan penyerangan di Markas Komando Polda Sumatera Utara yang menewaskan seorang anggota Polri.
Pengusutan aliran dana itu ditelisik dari biaya produksi penerbitan buku-buku tentang paham Radikalisme sesuai dengan paham dilakukan ISIS.Â
"Masih belum bisa kita jelasan karena masih dilakukan pendalaman oleh tim kita," ungkap Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol. Rina Sari Ginting di Medan, Sumatera Utara, Senin, 26 Juni 2017.
Dipastikan kedua pelaku yakni Ardial Ramadhan dan Syawaludin Pakpahan mendapatkan aliran dana dari jaringannya di Indonesia dan dari ISIS. Syawaludin Pakpahan pernah ke Suriah pada tahun 2013 lalu belajar tentang ISIS dan kembali ke Tanah Air untuk menyebarluaskan paham Radikalisme dilakukan ISIS.
"Dia juga tetap mendalami (pemahaman ISIS) dari internet dan tetap berkomunikasi melalui internet dengan pihak ISIS. Itu keterangan istri dan SP setelah pulang dari Suriah tahun 2013, dia menggunakan fasilitas internet untuk berkomunikasi melalui website di sana (Suriah)," lanjutnya.
Polisi juga mengamankan ratusan buku Radikalisme dari sejumlah TKP di Medan. Dari penggeledahan yang dilakukan di rumah Syawaludin Pakpahan, polisi menyita barang bukti berupa dokumen tentang cara-cara melakukan serangan bunuh diri, buku untuk anak-anak tentang kisah perang, buku-buku pemahaman tentang ISIS, poster bergambar pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, pelat pencetak dan cakram VCD. Â