Terduga Jaringan Abu Jandal Tinggal di Dekat Markas Militer
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)
VIVA.co.id – SM, terduga teroris yang dibekuk Tim Detasamen Khusus Antiteror 88 Markas Besar Polri, dikenal sebagai seorang pedagang. Pria 35 tahun itu berdomisili di Desa Watugede, Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Namun, selama kurang lebih satu tahun ini, ia bersama Putri, sang istri dan ketiga anaknya pindah ke Pagentan, Singosari, Kabupaten Malang. Di sini SM tinggal di sebuah kontrakan.
Lokasi kontrakan SM berjarak sangat dekat dengan Komando Rayon Militer (Koramil) 0818 Singosari, Kabupaten Malang. Jarak kontrakan SM dengan Koramil hanya sekira 50 meter.
SM ditangkap oleh Tim Detasamen Khusus Antiteror 88 Markas Besar Polri, Senin, 19 Juni 2017, sekira pukul 08.30 WIB. SM diduga terkait jaringan Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal al-Yemeni al-Indonesi. Ia disebut pernah berangkat ke Suriah pada 2013.
Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0818/Kabupaten Malang, Letkol Arm Muridan, mengatakan keberadaan jaringan terduga teroris di wilayah militer di luar dugaan. Sejauh ini, Babinsa sudah melakukan pemantauan perilaku dan aktivitas masyarakat yang mencurigakan.
"Kami imbau masyarakat memberikan informasi sehingga keberadaan orang asing atau orang baru bisa dipantau. Dengan adanya ini kami akan meningkatkan kewaspadaan ternyata keberadaannya berada di dekat markas TNI atau kepolisian," kata Muridan.
Sementara itu, Ketua RT 07 RW 03 Pagetan Singosari, Slamet Riyadi, mengatakan, SM jarang bersosialisasi dengan masyarakat. Namun tidak ada gerak-gerik mencurigakan dari SM.
"Jarang bersosialisasi bersama masyarakat. Tapi biasa tidak ada yang mencurigakan, dia sudah satu tahun tinggal di sini. Dia tidak pernah banyak berkomunikasi dengan masyarakat baik saat ada acara maupun ke masjid," ujar Slamet.
Saat mengurus administrasi kelengkapan tempat tinggal di ketua RT, SM juga dikenal sangat sopan. Ia mengurus keterangan tinggal selama satu tahun di rumah kontrakan. Sesuai kartu keluarga SM tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.
"Tinggal sama istrinya, anaknya ada tiga. Setiap hari ya bantu jualan baju dagangan istrinya. Setahu saya aslinya dari Mondoroko, ngurusnya kontrakan buat satu tahun sekali," kata Slamet. (one)