Nasihat Aa Gym tentang Aib
- Facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar
VIVA.co.id – Ada sebuah hadis sahih dari Imam Muslim, diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud, bahwa seorang lelaki menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sudah bermesra-mesraan dengan seorang perempuan di luar kota, dan sesungguhnya aku telah menikmatinya walaupun tidak sampai berhubungan jauh dengannya (tidak berhubungan suami istri). Sekarang aku di sini, maka hukumlah diriku sekehendakmu.”
Lalu Umar bin Khattab berkata kepadanya, “Sesungguhnya Allah akan menutupimu, jika saja engkau menutupi dirimu sendiri.”
Ibnu Mas’ud berkata, “Akan tetapi nabi SAW tidak membalas ucapannya sedikit pun.” Orang itu pun berdiri kemudian pergi. Maka Nabi SAW menyuruh seseorang untuk menyusulnya, dan membacakan kepadanya surah Hud (11) ayat 114, “Dan dirikanlah salat pada kedua tepi siang dan pada bagian dari permulaan dari pada malam. Sesungguhnya kebaikan menghapuskan perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang – orang yang mengingat Allah.”
Saudaraku. Maksud hadis ini, ada orang yang berbuat dosa dan tidak diketahui orang, sedangkan Allah pasti mengetahui. Karena itu dia harusnya tidak membeberkan apa yang ditutupi Allah. Nabi saw menyuruhnya langsung tobat saja ketika tergelincir. Allah as-Sittir, Yang Maha Menutupi.
Jadi, jika kita tergelincir dosa dan Allah menutupinya, maka jangan dibuka melainkan segera bertobat. Apa pun bentuk maksiatnya, kalau Allah menutupinya, jangan diceritakan pada siapa pun dan jangan berniat mengulanginya. Karena tidak mengulangi itu adalah salah satu bentuk tobat.
Kita harus berhati-hati agar tidak membuka apa yang ditutupi as-Sittir. Sebab ada dua hal yang suka membuat aib seseorang terbuka. Pertama, adalah seperti yang telah dijelaskan, yaitu kita yang menceritakannya sendiri.